FAJAR.CO.ID – Mengapa tren belanja online terus berkembang pesat?
Dosen Vokasi Komunikasi Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati, mengungkap alasan masyarakat begitu semangat berbelanja online.
Berdasarkan studi di negara Barat, diskon besar yang diberikan membuat konsumen terjebak dalam persepsi kelangkaan.
“Persepsi bahwa khawatir bahwa diskon besar tidak akan mungkin datang untuk yang kedua kalinya,” ujarnya kepada JawaPos.com, Selasa (12/12/2017).
Kondisi ini membuat naluri alamiah manusia bertahan hidup untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas. Sehingga masyarakat menemukan wajah modernnya dalam gerakan belanja nasional melalui Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) dan kegiatan serupa lainnya.
“Tidak hanya itu, hukum survival, membuat manusia sangat senang berkompetisi,” tegasnya.
Apalagi hal itu didorong dengan keinginan psikologis seseorang yang tak bisa dibendung. Buah berkah psikologis ketika seseorang bisa memamerkan kepada orang lain kejayaannya menjadi suatu kebanggaan.
“Karena merasa membeli barang-barang indah dengan harga murah,” paparnya.
Devie menjelaskan potret tindakan emosional dengan mengantre belanja baik secara offline dan online ini bukan hanya milik masyarakat Indonesia, tapi sudah dimulai lama di Barat.
Berbagai nama aktivitas dagang yang menjajakan barang dengan harga-harga murah, dipastikan akan selalu menarik minat konsumen, yang tidak pernah ingin menjadi orang terakhir yang memiliki barang-barang terkini.
“Kondisi berulang ini tidak pernah membuat manusia jera, meskipun setiap seusai membeli, sering kali seseorang merasa ‘menyesal’ telah membeli sesuatu, hanya karena terbawa hawa nafsu,” ujar penulis buku itu.
Dengan mengusung tema ‘Belanja Bersama’, tahun ini konsumen akan dimanjakan dengan diskon terbaik sampai dengan 95 persen.
Berbagai penawaran rangkaian produk yang variatif seperti fesyen dan kecantikan, elektronik, perhiasan dan aksesioris, furniture, kesehatan, hospitality dan tourism sampai dengan hobi dan masih banyak lagi menanti untuk diborong. (ika/ce1/JPC)