FAJAR.CO.ID – Dua tahun kedepan, 2018 dan 2019, akan menjadi tahun politik di Indonesia. Tentu, banyak godaan-godaan besar bakal merayu para kabinet kerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Kondisi itu dikhawatirkan akan menganggu kinerja pemerintah khususnya dalam menjaga stabilitas perekonomian. Sebab, saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia masih belum tumbuh sesuai potensinya.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati, dalam Sarasehan 100 Ekonom di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa (12/12/2017).
“Ancaman ekonomi di tahun politik. Bukan bermaksud beri pesimisme atau sinyal negatif terhadap pertumbuhan ekonomi kita. Tapi dengan maksud warning agar seluruh pemangku kepentingan semakin berhati-hati dalam membuat keputusan ekonomi. Karena ekonomi kita belum tumbuh sesuai potensinya, sementara kompetisi semakin sengit,” tambahnya.
Untuk itu, Enny berharap pemerintah bisa mengoptimalkan tahun politik sebagai momen dalam mendongkrak perekonomian. Sebab, pada tahun tersebut aktivitas ekonomi akan melesat tajam.
Di samping itu, dirinya juga menyarankan agar para pemangku kepentingan dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, agar tidak tergoda terjun dalam dunia politik di tengah upaya melakukan perbaikan.
Saat ini, sudah ada satu menteri yang terjun dalam dunia politik, yakni Menteri Sosial Khofifah Indar Prawansa yang akan bertarung dalam Pilgub Jawa Timur.
“Tahun politik harus jadi momentum memacu perekonomian kita. Para menteri ekonomi untuk tidak tergoda dan steril dari kepentingan politik,” pungkasnya. (ce1/hap/JPC)