FAJAR..CO.ID – Setelah mencermati dinamika yang berkembang serta mendapatkan masukan dan aspirasi dari kader Partai Golkar, anggota DPR RI, dan pimpinan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), Setya Novanto (Setnov) dikabarkan sedang menyiapkan diri untuk mundur dari kursi ketua DPR dan juga ketua umum Partai Golkar.
”Kami mendapat informasi yang valid (soal pengunduran Setnov),” tegas Ketua DPD Partai Golkar NTT, Melki Laka Lena, usai menjadi pembicara pada acara diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (2/12/2017).
Rencananya, pengunduran Setnov secara resmi bakal disampaikan pekan depan.
“Sebenarnya sejak ditahan KPK, Pak Novanto sudah mempersiapkan opsi mundur,” terang Melki..
Hanya, Melki tidak tahu pasti, apakah Setnov langsung melepas dua jabatan itu atau dilakukan secara bertahap. Misal, ketua DPR dulu, kemudian baru ketua umum Partai Golkar. Hanya Setnov yang mengetahuinya.
Yang jelas, Setnov meminta publik untuk menunggu kepastian waktunya. ”Tunggu sampai minggu depan,” ungkap Melki.
Terkait dengan musyawarah nasional luar biasa (munaslub), menurut dia, pertemuan penting itu pasti terjadi. Namun, pihaknya mempunyai pandangan berbeda. Jika 31 DPD I Partai Golkar langsung tanda tangan mendukung munaslub, DPD Partai Golkar akan tetap menunggu keputusan rapat pleno yang akan digelar DPP Partai Golkar. Sebelumnya, semua DPD I sepakat menunggu rapat pleno DPP.
Melki mengatakan, ada empat kandidat yang siap menyalonkan diri sebagai ketum Partai Golkar. Yaitu, Airlangga Hartanto, Aziz Syamsudin, Idrus Marham dan Titik Soeharto. Siapa yang akan terpilih? Tentu bergantung kepada peserta munaslub nantinya.
Yahya Zaini, orang dekat Setnov yang juga ketua DPP Partai Golkar masih enggan berkomentar terkait rencana pengunduran diri itu. Dia beralasan belum mengetahui informasi tersebut. ”Saya belum dapat info,” katanya singkat.
Di sisi lain, dukungan untuk Airlangga Hartanto sebagai ketua umum Partai Golkar terus menguat. Kemarin, menteri perindustrian itu mendapat suntikan moral dari pengurus pusat kolektif (PPK) Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro). Dukungan itu disampaikan langsung oleh ketua umum Kosgoro Agung Laksono.
”Lebih baik (Setnov) fokus saja (pada proses hukum). Pembelaan (praperadilan) sah-sah saja, tapi sudah lah jangan lagi (jadi ketua DPR dan ketua umum Golkar),” kata Agung yang juga ketua dewan pakar Partai Golkar usai rapat pleno PPK Kosgoro di Kebayoran, Jakarta Selatan, kemarin.
Pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio memprediksi bakal terjadi perebutan ketua umum Partai Golkar pada munaslub nanti antara tokoh yang mendapat restu Presiden Joko Widodo, yakni Airlangga, dan tokoh yang mendapat suara lebih tinggi dari Airlangga di Munas Bali 2016 lalu. Seperti Ade Komarudin dan Aziz Syamsudin.
Sebagai catatan, bila merujuk pada Munas Bali, Airlangga hanya mendapat 14 suara. Sedangkan, Setnov 277 suara, Akom (173 suara), Aziz Syamsudin (48 suara), Syahrul Yasin Limpo (27 suara). ”Kalau nanti peserta munaslub berbelok arah bukan lagi restu Jokowi, bisa jadi panjang, berarti bukan Airlangga. Bisa jadi Idrus Marham,” ungkapnya. (lum/tyo)