FAJAR.CO.ID – Desakan percepatan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar untuk memilih ketua umum baru pengganti Setya Novanto semakin tak terbendung.
Desakan itu tidak hanya disuarakan oleh para elite dan kader internal. Barisan simpatisan dan sejumlah tokoh nasional di luar partai juga bersuara sama. Rachmawati Soekarnoputri salah satunya.
Putri Bung Karno menyampaikan isi kepalanya ketika menggelar diskusi tertutup di kediamannya, di Jalan Jati Padang, Jakarta Selatan, bersama Progres 98 dan sejumlah tokoh aktivis pada Senin sore, (20/11/2017).
Diskusi mingguan di rumah putri Bung Karno itu mengkaji lebih dalam tentang kemelut partai Golkar, tentang aneka intervensi Istana, serta kepentingan kelompok konglomerat taipan menggerogoti Golkar pasca-penangkapan Setya Novanto.
“Hasil dari pertemuan itu, Rachmawati dan kawan-kawan meminta saya untuk menyampaikan ke publik terkait dukungan moralnya kepada Titiek Soeharto untuk tampil memimpin Golkar,” tutur Ketua Progres 98, Faizal Assegaf, dalam keterangan tertulis, Selasa (21/11/2017).
Dari pertemuan tersebut, lanjut Faizal, disepakati pula bahwa Golkar hanya dapat diselamatkan bila pucuk kepemimpinan dinakhodai oleh figur yang punya basis di akar rumput, bermartabat dan berasal dari ikatan sejarah yang kuat dengan Golkar. Dan, syarat itu ada pada Siti Hediati Hariyadi atau lebih akrab dipanggil Mbak Titiek, putri kedua dari mantan presiden Soeharto.
“Sebab terlalu lama kepemimpinan Golkar dikuasai oleh figur saudagar, makelar APBN dan kacung taipan. Akibatnya Golkar sebagai salah satu aset bangsa kian hancur dan berantakan,” ungkap Faizal Assegaf meneruskan pendapat Rachmawati.
Anak kesayangan Bung Karno tersebut juga menyatakan bahwa walaupun dirinya bukan kader Golkar dan secara politis berada di Gerindra, namun dia peduli dengan apa yang tengah terjadi di Golkar.
“Rachmawati mengamati, derasnya dukungan dari kader dan simpatisan kepada Mbak Titek memberi harapan kepada Golkar untuk keluar dari kemelut dan krisis kepemimpinan. Figur Mbak Titiek diyakini dapat menyatukan semua potensi dan membuat Golkar lebih berwibawa dan independen,” sambung Faizal.
Namun demikian, menurut Faizal, Rachmawati cemas dengan tingkah Jusuf Kalla dan Jokowi yang terlihat sangat bernafsu menguasai Golkar. “Dia menuding kedua kelompok tersebut berpotensi menjegal Titiek Soeharto di Munaslub nanti dengan modus politik transaksional.”
Selain itu, imbuh Faizal, upaya menghadang Mbak Titiek juga bakal muncul dari Megawati Soekarnoputri dan elite PDIP, lantaran sangat terusik dan tidak ingin disaingi.
“Sebab bila Mbak Titiek tampil memimpin Golkar, maka basis massa Megawati dan PDIP di Pulau Jawa, terlebih Jawa Tengah dan Jawa Timur akan mengalami goncangan,” jelas Faizal.
“Mbak Titiek, kata Rachmawati, memiliki jaringan loyalis Cendana yang cukup diperhitungkan serta dukungan kekuatan basis Islam. Hal itu jelas akan berpotensi menggoyahkan PDIP, Jokowi, dan Megawati di Pileg dan Pilpres 2019.” (*/fajar)