JAKARTA – Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha kecil Menengah (LLP-KUKM)/smesco INDONESIA Emilia Suhaimi menilai bahwa perkembangan fashion di tanah air kian maju. Potensi terebut semakin dilirik smesco INDONESIA ke dalam program prioritas. Misalnya, tak hanya menampung dan mewadahi kreativitas perajin dan desainer lewat Rumah Desain di Gedung SME Tower, smesco INDONESIA, di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, tapi mendukung setiap pergelaran fashion hasil karya para desainer.
Contohnya, smesco INDONESIA mendukung penuh pameran The 14th INDOCRAFT 2017 yang bertempat di Jakarta Convention Center (JCC) Rabu (15/11). Menurut Emilia Suhaimi, pameran INDOCRAFT menjadi ajang kreativitas para perajin dan desainer kreatif. Pameran ini mengangkat kategori produk fashion batik dan craft.
’’Tentunya ini bakal memberikan harapan dan peluang bagi industri fashion dan craft untuk terus berkembang mengikuti trend industri kreatif,’’ ujar Emilia Suhaimi yang memberikan sambutan di sela-sela pameran INDOCRAFT.
Emilia Suhaimi menambahkan, tantangan utama adalah berpromosi dalam pemasaran. Apalagi, di era digital, interaksi dengan pembeli jauh lebih mudah, karena kecanggihan internet. Nah, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM telah memberikan fasilitas bagi berkembangnya para pelaku UMKM.
Menurut Emilia Suhaimi, untuk memberikan ruang pamer permanen bagi produk-produk fashion dan craft, Kementerian Koperasi dan UKM memiliki Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan UKM atau yang lebih dikenal dengan nama smesco INDONESIA. ’’Kami menyediakan tiga zona display yang diberi nama Galeri Indonesia WOW, Paviliun Provinsi dari 34 provinsi, serta Rumah Desain,’’ tandas Emilia Suhaimi.
Tak hanya itu, Emilia Suhaimi berkesempatan meninjau pameran. Bahkan, terpukau dengan busana-busana batik yang diperagakan para model. Menurut dia, itu sebagai bukti bahwa para desainer atau perancang mode di Indonesia sangat berkualitas dan bisa disejajarkan dengan para desainer mancanegara sekali pun.
’’Saya bangga dengan karya anak bangsa. Ini sebagai wujud bahwa perancang mode Indonesia sudah mengikuti tren mode dunia,’’ papar Emilia Suhaimi.
Dalam kesempatan tersebut ada yang berbeda dari peragaan busana yang diusung di perhelatan acara. Tidak hanya dari desain atau potongan busana, tapi juga dari model yang melenggang di panggung peraga. Rata-rata mereka tak lagi muda, alias parobaya. Tampil dalam peragaan busana bertajuk Indonesia Etnik Fashion Show 2017, para model tersebut tak kalah gesit seperti model-model muda yang sedang naik daun.
Mereka membawakan hasil rancangan 13 desainer yang tergabung dalam Komunitas Desainer Etnik Indonesia. Di antara nama desainer itu, ada Raizal Boeyoenq yang kali ini memamerkan dua look alias sarimbitan laki-laki dan perempuan. Desainer senior Itang Yunasz dan Ghea Penggabean pun tak ketinggalan. Itang memamerkan long dress bermotif. Ghea tampil dengan atasan oversized plus bawahan kain.
Peragaan yang didominasi busana etnik ini menandai dibukanya pameran INDOCRAFT. Pengunjung dapat menikmati pameran berisi produk-produk etnik dari UKM-UKM hingga 19 November 2017. (*)