FAJAR.CO.ID, JAKARTA – PT Waskita Karya (Persero) Tbk membidik dana Rp 10 triliun dari rencana penjualan sepuluh tol.
Emiten berkode WSKT itu akan menggunaka dana tersebut untuk membangun proyek lainnya.
Tujuh di antara sepuluh tol yang dijual itu masuk dalam proyek tol trans-Jawa. Yakni, Kanci–Pejagan, Pejagan–Pemalang, Pemalang–Batang, Batang–Semarang, Solo–Ngawi, Ngawi–Kertosono, dan Pasuruan–Probolinggo.
Tiga tol lainnya adalah tol Becakayu, Sriwijaya Makmur Toll Road (tol Palembang), serta tol Medan Kualanamu–Tebing Tinggi.
’’Nanti yang dijual adalah konsensi di setiap ruas tol,’’ kata Direktur Keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk Tunggul Rajagukguk kemarin (7/11).
Misalnya, untuk ruas tol Pejagan–Pemalang, yang akan dijual adalah 100 persen kepemilikan saham Waskita Toll Road di tol tersebut.
’’Dengan begitu, Waskita Toll Road tidak punya kepemilikan lagi di ruas tol itu,’’ lanjutnya.
Waskita menargetkan, penjualan sepuluh ruas tol tersebut dapat tercapai tahun ini. Namun, ada kemungkinan penjualan bisa mundur tahun depan.
’’Kami masih menunggu investor. Kemarin ada yang menawar, tetapi harganya belum pas,’’ ujar Tunggul.
Saat ini Waskita memiliki 18 konsensi ruas tol melalui anak perusahaan mereka, PT Waskita Toll Road.
Mekanisme penjualan yang dilakukan adalah menawarkan tujuh ruas tol trans-Jawa dalam satu paket.
Tiga ruas tol lainnya dijual secara terpisah. Meski begitu, perseroan tetap memperbolehkan calon pembeli untuk membeli beberapa ruas saja.
Tidak hanya menjual sepuluh sepuluh tol, Waskita juga berencana menjual delapan konsensi ruas tol lainnya.
Dana perolehan divestasi tol akan digunakan perseroan untuk membangun proyek lainnya.
’’Jika sudah selesai. (Saat ini) ada beberapa ruas yang belum selesai. Yang siap dijual adalah tol trans-Jawa,’’ jelasnya.
Dalam waktu dekat, Waskita membangun proyek tol Probolinggo–Banyuwangi.
Adapun untuk tahun depan, Waskita membidik tiga hingga empat pembangunan ruas jalan tol trans-Jawa.
’’Ada beberapa, tetapi belum bisa dibuka saat ini,’’ katanya.
Perseroan membidik total kontrak pada tahun ini mencapai Rp 60 triliun.
Pada 2018, nilai kontrak diperkirakan flat di angka yang sama.
Sementara itu, Waskita menerima kredit sindikasi senilai Rp 5,140 triliun untuk pembangunan proyek jalan tol Jakarta Cikampek II Elevated.
Total dana yang dibutuhkan perseroan untuk membangun proyek tersebut mencapai Rp 13 triliun.
Tunggul menyatakan, saat ini perkembangan pembangunan tol itu mencapai 13 persen.
’’Tol tersebut akan mengurai kemacetan dari Cawang ke Cikampek. Lalu, bisa masuk ke tol trans-Jawa,’’ paparnya.
Tol dengan panjang 38 km itu juga akan menghubungkan Cikunir dengan Karawang Barat.
Pembangunannya dilakukan di atas jalan tol yang sudah ada. Tol tersebut selesai pada Maret 2019.
’’Biaya yang dibutuhkan untuk membangun tol layang itu lebih tinggi daripada tol di atas tanah. Tingkat kesulitannya pun lebih tinggi,’’ jelasnya.
Dia membandingkan, pembuatan jalan tol layang bisa mencapai Rp 400 miliar per kilometer.
Lalu, biaya untuk membuat jalan tol di atas tanah hanya Rp 100 miliar hingga Rp 125 miliar per kilometer. (Fajar/jpnn)