FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar resmi meminta Setya Novanto mundur dari jabatan Ketua Umum partai. Keputusan itu diambil usai rapat tim kajian DPP Golkar pada 25 September 2017 lalu.
Hal itu Ketua DPP Golkar Andi Harianto Sinulingga sebagaimana dikutip CNN Indonesia, Rabu (27/9).
Salah satu alasannya, sebut Andi, disebabkan elektabilitas Golkar terus menurun usai Novanto ditetapkan sebagai tersangka korupsi e-KTP oleh KPK.
Selain itu, hasil keputusan lainnya yakni memerintahkan Sekjen DPP Golkar Idrus Marham dan Ketua Harian DPP Golkar Nurdin Halid untuk segera menyampaikan keputusan tersebut langsung kepada Setya.
Andi menjelaskan, sebelum membuat keputusan tersebut, tim kajian DPP Golkar sudah melakukan kajian sejak tanggal 13 September 2017 tanpa ada tekanan dan desakan dari pihak manapun.
“Keputusan itu dibuat atas dasar kajian komprehensif yang dilakukan oleh tim. Tidak ada desakan, tapi atas dasar kesadaran yang data-datanya factual,” tegasnya.
Sebagai tindaklanjut, DPP Golkar akan secepatnya menggelar rapat pleno untuk menunjuk pelaksana tugas pengganti Novanto. Namun, Andi belum bisa memastikan kapan hal itu bisa dilakukan.
Seperti diketahui, Setya Novanto ditetapkan sebagai tersangka korupsi E-KTP oleh KPK beberapa waktu lalu. Saat ini, Novanto tengah menjalani perawatan medis terkait sejumlah penyakit yang dideritanya. Sementara, proses praperadilan atas penetapan dirinya sebagai tersangka oleh KPK, hingga saat ini masih berlangsung. (Fajar/pojok)