FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Momentum penting terjadi di panggung politik Indonesia beberapa hari terakhir.
Mulai dari pertemuan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto di Cikeas, Bogor beberapa waktu lalu.
Kemudian pertemuan putra SBY, Agus Harimurti Yudhoyono dengan Presiden Jokowi dan putranya Gibran Rakabuming di Istana Merdeka.
Terakhir, kesediaan SBY selaku Presiden RI ke-6, dipertemukan dengan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri oleh Presiden Jokowi pada peringatan HUT RI ke-72 di Istana Merdeka, Kamis (17/8).
Menurut pengamat politik dari Universitas Mercu Buana Maksimus Ramses Lalongkoe, ketiga momentum tersebut tentu saja menarik perhatian masyarakat. Apalagi Indonesia bakal memasuki tahun politik jelang Pilpres 2019 mendatang.
Dari pertemuan SBY-Prabowo kata Ramses, awalnya muncul anggapan Demokrat-Gerindra bakal berkoalisi untuk mengadang Jokowi di Pilpres 2019.
Namun rupanya penilaian itu langsung buyar setelah AHY bertemu Jokowi dan hadir pada upacara HUT Kemerdekaan RI di Istana Merdeka.
Dua momentum ini mengesankan Demokrat berupaya mendekati pemerintahan Jokowi.
“Jadi tak heran muncul dugaan pertemuan SBY-Prabowo beberapa waktu lalu tak menghasilkan kesepakatan tertentu. Makanya kemudian berusaha mendekati pemerintahan,” ujar Maksimus kepada JPNN, Sabtu (19/8).
Meski demikian, Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia (LAPI) ini menyebut semua opini yang berkembang masih merupakan kemungkinan-kemungkinan.
Belum bisa dipastikan mana yang nantinya terjadi. Apakah Demokrat berkoalisi dengan Gerindra, atau memilih mendukung Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang.
“Ini masih dugaan dan interpretasi politik, ruang dinamika politik masih sangat terbuka baik bagi Jokowi dan SBY, maupun antara SBY dengan Prabowo,” pungkas Maksimus. (Fajar/jpnn)