FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Kapolri, Jenderal Tito Karnavian, sedang dielu-elukan untuk ikut memanasi eskalasi politik Indonesia, terutama menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Sosok kelahiran Palembang, 26 Oktober 1964 itu diprediksi mulai diperhitungkan dalam survei-survei politik mendatang. Bahkan mantan Kapolda Metro Jaya itu disebut-sebut menjadi calon wakil presiden (cawapres) berpasangan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pengamat politik, Margarito Kamis, mengatakan, polemik kasus penistaan agama oleh mantan gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bisa memengaruhi elektabilitas Tito.
Apalagi, dalam rentetan kasus itu, polisi berhadapan dengan beberapa kelompok Islam yang menuntut Ahok dipenjara. “Tapi, saya kira kuncinya adalah hubungan yang baik dengan ulama kedepan,” ujarnya.
Kendati demikain, sambung Margarito, peluang Tito Karnavian menjadi cawapres itu sama dengan peluang beberapa tokoh besar lain. “Tapi, kuncinya ada pada partai pendukung,” ujarnya saat dihubungi tadi malam.
Upaya cek ombak dengan memunculkan nama-nama tokoh yang kini masih menjabat tidak hanya dilakukan pada Tito. Sebelumnya, nama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo juga sering dielus-elus sebagai calon kandidat cawapres atau bahkan capres.
Sumber Jawa Pos (FAJAR Group) di Istana Kepresidenan menyebutkan, nama Gatot memang beberapa kali disebut dalam pembicaraan informal. Namanya masih ditimang-timang dan peluangnya dikalkulasi untuk menjadi cawapres mendampingi Jokowi pada 2019 nanti.
(idr/c17/owi/fajar)