FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily, meyakini bahwa ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold 20-25 persen tak akan menyebabkan calon tunggal pada Pilpres 2019.
Ia bahkan menyebut calon dalam Pilpres 2019 bisa memungkinkan diikuti hingga empat pasangan calon jika beberapa parpol berkoalisi.
“Menurut saya kalau ada asumsi ambang batas kemarin akan memicu calon tunggal, tidak juga,” ujar Ace dalam diskusi di D’Hotel, Jakarta, Minggu (30/7/2017).
Anggota Komisi II DPR itu menjelaskan, Pilpres 2019 bisa mencapai empat pasang jika Golkar, Nasdem, dan PPP berkoalisi mencalonkan Jokowi. Kemudian PDIP dan Hanura mengusung satu calon, kemudian koalisi antara PKB, PAN, dan Demokrat. Dan Gerindra berkoalisi dengan PKS.
“Kalau di kubu Gerindra dan PKS bersatu katakanlah memang kursinya menjadi 20,18 persen. Kalau mereka mau mengusung Pak Prabowo sebagai presiden, saya rasa cukup,” timpalnya.
“Waktu kemarin kita diserang bahwa ada upaya untuk melanggengkan calon tunggal dalam proses ambang batas 20 persen, saya rasa tidak beralasan. Karena PKS dan Gerindra bersatu saja menjadi satu koalisi itu sudah cukup untuk mencalonkan satu presiden,” tambah Ace.
Mengenai siapa tokoh yang akan diusung, menurut Ace, publik masih harus menunggu. Namun yang pasti, ia menyampaikan bahwa siapa pun tokoh yang akan diusung koalisi tentu memiliki kepentingan politik.
“Di tingkat pendukung Jokowi, masih sepakat Pak Jokowi ini sudah pasti. Tapi wakilnya ini yang pasti akan menjadi negosiasi panjang. Menurut saya membaca Pilpres 2019 masih sangat jauh, masih memungkinkan adanya perubahan politik,” pungkasnya.
Ambang batas pencalonan presiden 20-25 persen diresmikan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 20 Juli lalu dalam Sidang Paripurna Pengesahan RUU Pemilu. Pengesahan UU tersebut sempat diwarnai oleh aksi walk out dari empat Partai seperti PAN, PKS, Demokrat dan juga Gerindra. (ian/rmol/fajar)