FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Proses penentuan pasangan calon presiden diperkirakan akan memakan waktu dan menguras energi masing-masing partai politik. Pasalnya, setiap parpol harus benar-benar mengkaji, mulai dari kepopuleran dan elektabilitas setiap tokoh yang dinilai memiliki kans cukup besar.
Selain itu, setiap partai politik juga harus bisa memperkirakan siapa tokoh yang akan diusung lawan politik, untuk kemudian membandingkannya dengan tokoh yang akan mereka usung. Kemudian juga harus membangun komunikasi dengan partai politik lain untuk menyatukan visi.
“Jadi ada sejumlah tahapan yang harus dijalani. Karena itu memang tidak gampang untuk menetapkan pasangan calon yang akan diusung,” ujar pengamat politik dari Universitas Al Ahzar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin kepada JPNN, Kamis (20/7).
Meski demikian Ujang meyakini setiap parpol tentu memiliki strategi tersendiri. Misalnya Partai Gerindra, sejak beberapa waktu disebut bakal mengusung Ketua Umum-nya Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
Sikap ini dinilai lebih meringankan langkah, karena kini mereka tinggal membangun komunikasi dengan partai lain untuk mendukung Prabowo dan mengkaji secara bersama-sama siapa calon wakil yang tepat.
“Nah untuk calon wakilnya siapa? Kalau dengan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saya kira cukup berpeluang untuk diterima oleh masyarakat,” ucapnya.
Meski berpeluang, namun Prabowo dinilai lebih cocok berpasangan dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Karena jika dengan Gatot, sama-sama berlatar belakang militer dan sama-sama berasal dari Jawa. Berbeda dengan Tito yang kelahiran Palembang dan saat ini juga memiliki popularitas yang tak kalah jauh dibanding Gatot.
“Saya kira Prabowo cocoknya dengan Tito Karnavian. Jika ini terwujud maka mereka merupakan pasangan yang menarik,” pungkas Ujang. (Fajar/jpnn)
f