Sepanjang 2021, Patroli Siber Polda Jateng Temukan 5.012 Konten Negatif di Medsos

  • Bagikan

SEMARANG, RAKYATJATENG – Bidang Hubungan Masyarakat (Bidhumas) Polda Jateng, menggelar pelatihan Intelligence Media Management di Hotel Horison Inn Alaska Semarang, Kamis (25/11). Pelatihan itu diikuti 65 peserta perwakilan dari seluruh jajaran Polda Jateng.

Pelatihan menghadirkan narasumber dari Divisi Humas Mabes Polri dan Konsultan Komunikasi dan Humas terkemuka, Iwan Maskun.

Adapun materi yang disampaikan yaitu Intelligence Media Management (IMM), Inteligence Perception Analysis (IPA), Social Media Profiling serta tentang pengelolaan informasi di media sosial dan daring (online).

Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol M Iqbal Alqudusy dalam sambutannya menyampaikan bahwa derasnya arus berita di media sosial maupun daring adalah tantangan yang dihadapi saat ini.

Selain tugas Humas Polri adalah membuat opini positif Polri, pengelolaan berita yang baik dan menggiatkan patroli siber perlu dilakukan.

“Sepanjang 2020 patroli siber yang dilaksanakan Polda Jateng dan jajaran menemukan 7.128 konten negatif di media sosial terkait provokasi, hoax, SARA, hate speech, radikalisme serta terorisme. Sedang pada tahun 2021, sampai Oktober kita temukan 5.012 konten serupa,” kata Kabidhumas.

Besarnya unggahan itu membutuhkan penanganan serius melalui analisis media dan profiling media sosial. Kegiatan-kegiatan ini dilaksanakan secara manual maupun lewat aplikasi.

Dia menambahkan, aplikasi IMM merupakan wadah pengumpulan berita, opini dan sentimen masyarakat yang dimanajemen informasinya. Dengan demikian, Polri secara mudah memahami situasi yang berkembang, menganalisis isu serta kegiatan lain yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pimpinan Polri dalam mengambil keputusan.

Melalui aplikasi IMM juga, Polri dapat mengetahui opini publik, perbincangan utama yang berkembang di masyarakat, trending topic serta dapat memetakan isu lokal, nasional dan internasional.

“Dalam kurun 5 tahun ini, Humas Polda Jateng sudah berkontribusi besar dalam mitigasi isu-isu negatif terkait Polri maupun pemerintah,” ungkap Iqbal.

Selain sebagai juru bicara, fungsi humas seperti kemampuan mengelola dan menganalisa isu yang berkembang perlu diasah mengikuti perkembangan teknologi informasi.

“Dengan kemampuan personil yang meningkat, diharapkan hoax dan konten negatif lainnya dapat dipetakan dan diantisipasi sedini mungkin. Dengan demikian masyarakat dapat memperoleh informasi yang benar dan stabilitas Kamtibmas dapat terjaga,” imbuhnya. (Sen)

  • Bagikan