KUDUS, RAKYATJATENG – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengimbau agar masyarakat turut merawat embung dan bendungan yang telah dibangun oleh pemerintah maupun swasta.
Hal tersebut dia sampaikan dalam webinar Konservasi Air dan Ekonomi Jawa CNBC TV, bersama Direktur Air Tanag dan Air Baku Dirjen SDA Kementerian PUPR, Iriandi Azwartika, dan Ketua Pelaksana Coca-Cola Foundation Indonesia, Trijoni Prijosoesilo, Kamis (4/11/2021).
Menurutnya, Provinsi Jawa Tengah berpotensi mengalami kekeringan relatif tinggi untuk tahun ini. Oleh karena itu, dia meminta masyarakat merawat embung dan bendungan agar menjaga ketersediaan air.
“Saya imbau kepada masyarakat, tolong dirawat bendungan. Kita sama-sama menjaga, jangan hanya mengandalkan pemerintah saja untuk menjaga. Namun kesadaran kita, ketika kita butuh air dari bendungan ayo kita bicarakan bersama, jangan disodet-sodet, dimasukin pralon yang tidak benar,” kata Taj Yasin.
Taj Yasin menambahkan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah senantiasa berupaya melakukan berbagai langkah untuk menjaga ketersediaan air. Kata dia, Provinsi Jawa Tengah memiliki sebanyak 41 bendungan, dan 90 embung.
Dia juga mendorong adanya gerakan penghijauan di lahan-lahan gundul. Taj Yasin menilai penghijauan ini perlu dilakukan supaya air hujan tidak langsung mengalir ke sungai hingga laut, namun terserap oleh tanah.
“Kami juga mendorong agar masyarakat membuat sumur resapan di lingkungan masing-masing. Kita tidak hanya memiliki embung saja. Kita harus mengembalikan air yang kita pakai untuk diserap lagi oleh tanah,” tambahnya.
Di sisi lain, Taj Yasin juga mendorong potensi ekonomis yang bisa didapatkan dari embung dan bendungan. Dia mencontohkan, di Kabupaten Pemalang yang rawan kekeringan, memiliki sungai dengan debit air melimpah.
Kata dia, pihaknya telah berdiskusi dengan Pemerintah Kabupaten Pemalang untuk sinkronisasi program terkait pembuatan bendungan-bendungan di sungai.
“Sehingga (air) tidak langsung ke laut. Kalau kita tadi bicara soal embung konservasi air dan ekonomi masyarakat, maka bisa kita manfaatkan dengan menebar ikan di bendungan-bendungan tersebut sehingga ada nilai ekonomisnya,” tutup Taj Yasin.
Sementara itu, Iriandi Azwartika, mengatakan bahwa kondisi pulau Jawa saat ini mengalami Java Water Stress. Kata dia, kondisi tersebut diakibatkan lantaran kebutuhan air meningkat sementara ketersediaan air tidak mencukupi.
Padahal, lanjutnya, Indonesia menduduki peringkat kelima dalam potensi Sumber Daya Air, di dunia. Namun, keberadaan airnya tidak merata. Salah satu yang berpotensi mengalami kekeringan adalah Pulau Jawa.
“Untuk pemenuhan air bertumpu pada air permukaan dan air tanah. (Namun) Potensi air permukaan terbatas dan air tanah sangat terbatas. Solusi paling cepat dan tepat, pembuatan embung,” terangnya. (Sen)