Pemain Persis Solo berhadapan dengan pemain PSIM Jogja. Persis Solo gagal meraih poin penuh saat berhadapan dengan PSIM di laga Liga 2. (M. IHSAN/RADAR SOLO)
SOLO, RAKYATJATENG – Persis Solo gagal merapatkan jarak dengan pemuncak klasemen sementara Grup C Liga 2 PSCS Cilacap. Menyusul hasil imbang tanpa gol melawan PSIM Jogja di Stadion Manahan, tadi malam.
Sorotan tajam tertuju pada barisan gelandang Persis yang miskin kreasi serangan. Diperparah mandulnya kompartemen lini depan yang justru membuang banyak peluang.
Tepat sekali prediksi pengamat bola sekaligus eks pemain Arseto Sri Widadi, dalam sebuah talkshow di kantor Jawa Pos Radar Solo, belum lama ini.
Dia menyebut Laskar Sambernyawa (julukan Persis Solo) butuh sosok playmaker untuk mengarungi kerasnya Liga 2. Dan ucapannya terbukti pada Derby Mataram malam ini.
Bond kebanggaan wong Solo seolah miskin kreasi serangan. Tak sanggup menembus strategi “parkir bus” yang diterapkan PSIM. Aliran serangan lebih terfokus dari kedua sisi sayap. Mengandalkan kecepatan Miftahul Hamdi di sisi kanan dan Rivaldi Bawuo dari kiri.
Buruknya finishing barisan depan, menambah rapor merah permainan skuad asuhan Eko Purdjianto. Bomber naturalisasi asal Brasil Alberto “Beto” Goncalves yang diplot sebagai lone striker, gagal menjebol gawang Laksar Mataram (julukan PSIM Jogja) yang dikawal Imam Arief Fadillah. Padahal, Beto tercatat memiliki tiga peluang emas yang harusnya bisa dikonversi menjadi gol.
Salah satu kans yang layak jadi perhatian, yakni ketika Beto menerima umpan sundulan assanur Rijal Torres pada menit ke-76. Shoting kerasnya dari jarak 2 meter di mulut gawang, masih mengenai badan Imam Arief. Bola pantulan mendarat di kaki Ferdinand Sinaga yang berdiri bebas. Sial, sepakannya malah melambung tinggi di atas mistar gawang. (nik/fer/bun/dam/JPC)