BMKG: Musim Hujan di Jateng Datang Lebih Awal, Waspada Bencana

  • Bagikan
SUDAH MULAI; Hujan di Kota Surakarta, Minggu (26/9) kemarin. BMKG mengatakan musim hujan akan datang lebih cepat. (M. IHSAN/RADAR SOLO)

SOLO, RAKYATJATENG – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Semarang memprediksi musim penghujan datang lebih cepat. Hal ini perlu diwaspadai mengingat hujan yang datang lebih awal di peralihan musim kemarau basah ke penghujan bakal disertai dengan berbagai fenomena alam esktrem.

Update peringatan cuaca dini di wilayah Jawa Tengah dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan intensitas hujan sedang-lebat kerap terjadi di beberapa wilayah di Jawa Tengah. Secara normal musim hujan datang pada Oktober-November.

“Dalam dua tahun ini kemaraunya lebih pendek atau ada yang menyebut kemarau basah (hujan di tengah musim kemaru, Red). Di Jawa Tengah biasanya musim hujan di akhir Oktober hingga awal November, tapi BMKG secara resmi sudah merilis bahwa musim hujan datang lebih awal (lebih cepat satu dasarian, Red),” jelas Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG A. Yani Jawa Tengah Iis Widya Harmoko, Minggu (26/9/2021).

Fenomena hujan dengan intensitas sedang-lebat yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini terjadi karena peralihan musim atau pancaroba. Hal yang umum ditemukan pada peralihan musim seperti ini adalah hujan yang disertai angin kencang. Bahkan di beberapa wilayah dapat disertai dengan puting beliung maupun fenomena hujan Es.

“Fenomena hujan untuk waktu-waktu ini masih akan disertai angin kencang dan sejenisnya. Jadi diharapkan masyarakat bisa lebih waspada terhadap fenomena yang muncul seiring hujan-hujan yang terjadi di wilayah masing-masing,” kata dia.

BMKG Jateng secara khusus meminta agar masyarakat juga mewaspadai bencana hidrometerlogi yang bisa muncul seiring terjadinya hujan-hujan pada masa ini. Fenomena hidrometerlogi bisa menyebabkan banjir bandang, munculnya genanagan, bahkan hingga tanah longsor di beberapa daerah.

“Beberapa daerah di pegunungan atau dataran tinggi harus lebih waspada akan fenomena seperti banjir di pegunungan dan potensi longsor,” tutur Iis.

Di bagian lain, Kepala Pelaksana Harian BPBD Surakarta Nico Agus Putranto memastikan, seluruh jajarannya siap dalam menghadapi kejadian gawat darurat dan kebencanaan di musim pancaroba ini. Puluhan personel dan berbagai peralatan serta logistik kebencanaan saat ini siap digunakan sewaktu-waktu.

“Personel kami siap 24 jam. Semua ready untuk tanggap darurat baik untuk kegiatan penyelamatan maupun evakuasi bencana,” terang dia, Minggu (26/9).

Puluhan anggota yang siap bertugas 24 jam non stop itu juga ditunjang dengan perlengkapan dan logistik kebencanaan yang siap digunakan sewaktu-waktu. Ini penting dilakukan mengingat musim hujan diperkirakan datang lebih awal.

“Untuk mitigasi kebencanaan di Solo kami selalu cek kawasan rawan banjir seperti di pintu-pintu air di berbagai titik. Kemudian cek kawasan rawan genangan dan sejenisnya, sekaligus mewaspadai potensi pohon tumbang. Semua perlengkapan seperti perahu karet, mesin pompa, sampau gergaji mesin untuk pohon tumbang semua ready,” tegas Nico.(ves/bun/dam/JPC)

Prakiraan Awal Musim Hujan

Oktober (Pekan Kedua)

Boyolali, Sragen, Salatiga, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Grobogan, Kendal, Pemalang, Pekalongan, Temanggung, Rembang, sebagian Purworejo, sebagian Tegal, sebagian tengah Brebes, timur laut Batang, selatan Demak, barat laut Klaten, tenggara Banyumas dan Cilacap, sebagian kecil selatan Pati

Oktober (Pekan Ketiga)

Kota Solo, Karanganyar, Sukoharjo, Klaten, Wonogiri, Sragen, Kota Tegal, Kota Pekalongan, sebagian besar Kudus, sebagian Demak, Jepara, Pati, Pemalang, Pekalongan, Utara Kab Tegal, barat laut Batang

November (Pekan Pertama)

Wonogiri, Grobogan, Blora, Rembang, Pati, sebagian Jepara, timur Grobogan, Utara Brebes dan Demak

  • Bagikan

Exit mobile version