Woro Widowati, Penyanyi dan Youtuber
SEMARANG, RAKYATJATENG – Sukses merilis single “Ikhlas Ngenteni” di April 2020, YouTuber asal Kota Magelang Woro Widowati kembali mengeluarkan single kedua “Cukup” dan single ketiga “Sekuat Atiku”, di tahun yang sama.
Woro tidak berhenti berkarya dalam situasi pandemi Covid-19. Dia mempersembahkan karya lain di Juni dan September 2021. Adalah single keempat dan kelima. Berjudul “Bedo Dalane” dan “Tak Lilake”.
Semua tembang Jawa itu bernuansa dangdut.
Gadis kelahiran Magelang, 2 Oktober 2002 itu membongkar cerita di balik lagu-lagunya. Terutama lagu “Ikhlas Ngenteni” yang diciptakan oleh orang yang pernah mengisi hatinya. Lagu itu menceritakan perasaan yang bertepuk sebelah tangan. Justru sahabatnya lah yang berhasil mendapatkan cinta dari pria itu.
“Jadi lucunya, yang nyiptain lagu dan yang nyanyi itu adalah orang yang mengalaminya sendiri, hahaha,” ungkap Woro dengan muka yang memerah karena malu, bercampur rasa geli.
Proses pembuatan karya itu pun hampir mulus tanpa kendala. Awalnya agak canggung, lama-lama mencair. Tapi Woro mengakui, lagu pertama itu berkesan, karena mengangkat kisah nyata pribadinya.
Sampai sekarang, lagu tersebut sudah mencapai 11 juta penonton. Nyatanya, karya itu yang berhasil membuat nama Woro semakin melejit. Karya-karya lainnya pun mendapat apresiasi dari warganet.
Bisa dibilang, ia berhasil menjadi penyanyi dangdut dari generasi milenial.
“Oh iya, orang itu kembali membantu saya dalam pembuatan singel ketiga loh,” sahut gadis yang hobi masak dan mancing itu.
Perjalanan Woro menjadi YouTuber dimulai 2019. Sejak menjadi siswa SMA Negeri 5 Magelang. Ia membawakan lagu yang sedang hits saat itu, berjudul Kertonyono Medot Janji milik Denny Caknan.
“Punya saya ikut naik, sampai tembus satu juta penonton, dan dari situ banyak yang request,” ucapnya.
Meladeni permintaan warganet, membuat Woro ketagihan. Ia makin rutin mengunggah karya. Semua terjadwal. Lagu-lagu cover diunggah dua kali dalam seminggu. Sedangkan lagu sendiri, tiap tiga bulan sekali.
Bagi Woro, berkarya adalah berproses. Awalnya dia tidak pernah mengurus izin cover lagu, karena ketidaktahuan. Lama-lama, ia mendapat banyak masukan dan belajar. Ia pun mengurus izin untuk menyanyikan ulang lagu-lagu itu.
“Yang sudah terlanjur cover, nggak kita (manajemen, Red) hapus. Kita urus izinnya. Begitu juga dengan lagu yang akan saya nyanyikan, kita urus izinnya dulu,” imbuhnya.
Sejak namanya dikenal, Woro sering manggung sampai ke luar kota. Sekarang ini, dia disibukkan dengan kegiatan kolaborasi dengan YouTuber atau pun dengan musisi lain.
Berawal dari Ajakan Kakek
Woro sebenarnya terlambat menyadari bakatnya. Hal itu diakui.
“Saya aslinya kan penyanyi kamar mandi, hahaha,” ucap Woro tertawa lepas.
Orang tuanya, Heriyanto dan Mila Sri Wahyuni tidak memiliki bakat seni musik. Justru bakat seni diturunkan oleh kakeknya, Benny Zakaria.
Sang kakek, kerap mengajak Woro bernyanyi di acara reuni. Lalu bernyanyi di rumah untuk mengusir bosan.
“Anak-anak eyang itu sama sekali nggak ada yang bisa main musik, termasuk ayah. Tapi eyang bisa main gitar dan keyboard, saya yang biasanya disuruh nyanyi. Apalagi kalau ada acara reuninya kakek,” kenangnya.
Terbiasa bernyanyi sejak SD, membuat Woro tak malu unjuk gigi saat acara di sekolah. Tapi lain rasa, ketika ia bernyanyi di hadapan ribuan penonton. Kali pertama manggung di Ponorogo, ia masih grogi.
“Tangannya basah keringetan, sampai nggak berani menatap mata penonton,” tuturnya.
Sekarang dia sudah lebih rileks. Selama manggung, dia juga tidak pernah mendapat perlakukan kasar dari penonton. Seperti memintanya bergoyang.
Walau menyanyikan lagu dangdut, Woro tetap berjilbab. Ia juga mengenakan pakaian santai, dan sopan.
Woro juga bersyukur memiliki ayah yang sekaligus manajer pribadinya, selalu menyemangati. Juga mengingatkan ketika ia berhadapan dengan fans.
“Ayah selalu memberi tahu saya, kalau mereka (fans, Red) itu juga capek menonton saya. Maka secapek apapun saya, harus melayani ketika mereka minta foto-foto,” pungkasnya. (put/ton/JPC)