Reisa Sebut 97 Persen Masyarakat Kota Semarang Pakai Masker, 86 Persen Patuh Jaga Jarak

  • Bagikan

SEMARANG, RAKYATJATENG – Upaya penanganan Covid-19 di Kota Semarang mendapatkan pujian dari berbagai pihak. Daerah lain bahkan didorong belajar dari Kota Semarang dalam menghadapi pandemi.

Apresiasi tersebut disampaikan oleh juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Reisa Broto Asmoro dalam konferensi pers harian PPKM di Jakarta, baru-baru ini.

Wanita yang juga duta adaptasi tersebut mengapresiasi Kota Semarang yang mampu mengendalikan laju Covid-19 dengan meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan.

Menurutnya, upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mampu membuat 9 dari 10 orang memahami pentingnya menjauhi kerumunan.

Data tersebut sejalan dengan hasil pantauan kepatuhan pemerintah pusat terkait perilaku masyarakat pada masa PPKM.

Menurut Reisa, kepatuhan masyarakat Kota Semarang memakai masker tergolong cukup tinggi, yaitu 97%. Adapun tingkat kepatuhan dalam menjaga jarak sendiri berada di angka 86%.

Reisa juga mengungkapkan, Google Community Report menunjukkan bahwa Kota Semarang juga sukses dalam menerapkan aturan Work From Home (WFH). Pasalnya dalam laporan komunitas google, hanya ada 20% warga Kota Semarang yang bepergian dari rumah ke kantor untuk bekerja.

Menanggapi hal tersebut, Walikota Semarang Hendrar Prihadi pun mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Kota Semarang yang telah bergerak bersama dalam upaya menurunkan kasus Covid-19.

“Saya rasa memang kepatuhan masyarakat ini salah satu kunci penting, sehingga tentu saja saya bersyukur dan berterima kasih kepada seluruh warga masyarakat yang telah kompak dalam menghadapi situasi saat ini,” ujarnya.

Namun di sisi lain, Walikota Semarang yang akrab disapa Hendi itu menekankan bahwa pandemi belum usai, sehingga pekerjaan rumah Kota Semarang dalam penanganan Covid-19 masih banyak.

Salah satunya terkait vaksinasi yang terus diupayakan. “Tapi yang perlu diingat, bahwa prosesnya untuk kita bisa lepas dari pandemi masih panjang. Jangan karena sudah mulai dibuka aktivitasnya, karena ini, karena itu, lalu jadi euforia,” katanya.

“Kita harus belajar dari pengalaman kebelakang, bahwa tercatat ada dua momen peningkatan Covid-19 yang pernah terjadi di Kota Semarang. Saat itu angka kasus sudah sangat kecil lalu melonjak karena berbagai faktor,” ingat Hendi.

“Maka kepatuhan ini harus kita jaga sembari vaksinasi terus dikejar agar dapat mencapai target herd immunity,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam, menyatakan jajarannya terus berupaya untuk memaksimalkan stok vaksinasi untuk mengejar herd immunity.

Sesuai arahan Walikota Semarang, selain tracing dan testing, vaksinasi juga menjadi fokus terbesarnya saat ini.

“Percepatan vaksinasi terus kita upayakan untuk dapat mencapai herd immunity bagi seluruh warga Kota Semarang. Dan kita terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan juga Kementerian Kesehatan untuk dapat memenuhi ketersediaan vaksin di Kota Semarang,” ujarnya. (Sen)

  • Bagikan