FUINGSIONAL: Guru SMPN 13 Surakarta mempraktikkan cara kerja robot Medsos 5M di sekolah setempat, kemarin (13/8). (M. IHSAN/RADAR SOLO)
SOLO, RAKYATJATENG – Pemerintah menganjurkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan (prokes), sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Nah, dua siswa SMPN 13 Surakarta Nicholas Eugene Himawan dan Daris Herlambang menciptakan robot pendeteksi pelanggaran prokes.
Prokes 5M diklaim sebagai senjata ampuh mencegah penyebaran Covid-19. Mulai dari mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilitas. Pelanggaran prokes ini sangat dihindari.
Termasuk di lingkungan sekolah yang sudah rindu pembelajaran tatap muka (PTM). Ini yang melandasi Nicholas Eugene Himawan dan Daris Herlambang menciptakan robot pendeteksi pelanggar prokes 5M.
Sejatinya, ide pembuatan robot tersebut keluar dari Kepala SMPN 13 Surakarta Kucisti Ike Retnaningtyas. Dinamai Medsos 5M. Tujuannya untuk menghindari pelanggaran prokes di sekolah dengan menciptakan alternatif alat pendeteksi otomatis prokes. Ini sekaligus untuk mempersiapkan pembelajaran tatap muka (PTM).
Medsos 5M dilengkapi cermin dan alat penyemprot hand sanitizer. Mampu mendeteksi orang di depannya yang melanggar prokes. Ambil contoh, orang bersangkutan tidak memakai masker. Langsung terlihat di cermin yang dipasangi alat sensor ultrasonik. Seketika alarm akan berbunyi.
Begitu pula jika orang tersebut memiliki suhu tubuh di atas 37 derajat Celcius. Maka, sensor otomatis membunyikan alarm. Alhasil, orang tersebut tidak bisa melewati palang yang terbuka dan tertutup otomatis.
Jika orang bersangkutan sudah mematuhi prokes, termasuk mendekatkan tangan yang menyemprotkan hand sanitizer, akan diterima sensor. Kemudian mengirim data ke perangkat arduino. Memerintahkan gerak ke servo. Setelah itu, servo bergerak sesuai programnya. Membuka dan menutup palang secara otomatis.
“Sempat ikut lomba Kreativitas Dan Inovasi Siswa (Krenova). Namun belum beruntung. Robot ini dibuat sebulan sebelum Krenova,” ungkap Guru Pembimbing Robotik SMPN 13 Surakarta Rusdyanto.
Rusdy menambahkan, pengumpulan bahan hingga perakitan dilakukan di sekolah. Atas seizin orang tua siswa dan mematuhi prokes. “Pemrograman oleh siswa. Dibantu dan dibimbing guru,” imbuhnya.
Pembuatan robot Medsos 5M bukan tanpa kendala. Awalnya, pakai servo dengan kekuatan 5 kilogram (kg). Ternyata tidak kuat. Akhirnya gunakan servo 20 kg. Harganya agak mahal.
“Kami pikirkan, bagaimana robot ini bisa tercipta dengan harga terjangkau. Lalu kami manfaatkan 50 persen komponennya dari barang bekas. Seperti pipa paralon dan sebagainya,” terang dia.
Sementara itu, Nicholas Eugene Himawan mengaku tak jarang komponen yang digunakan rusak. Karena tak kuat menahan beban yang diberikan. “Ya kami harus mengantisipasi dengan memperhitungkan derajatnya. Harus sedikit disangga palangnya supaya tidak kelebihan beban saat naik dan turun,” ujarnya.
Daris Herlambang menambahkan, komponen utama robot Medsos 5M dari arduino, servo, instalansi kabel, sensor ultrasonik, dan cermin. Sedangkan bahan pendukungnya berupa hand sanitizer, pengukur suhu, adaptor 10 volt, dan tenol. “Termasuk soldir, gergaji, obeng, dan obeng,” katanya.
Sayang, robot ini masih memiliki kelemahan. Pergerakan palang pintu terlalu cepat. Jika orang bersangkutan kurang hati-hati, kepalanya bisa terkena palang tersebut. “Kelemahan ini akan kami perbaiki dan dikembangkan lagi. Masih banyak ide-ide baru untuk menyempurnakan robot ini,” bebernya. (mg1/nis/fer/JPC)