SRAGEN, RAKYATJATENG – Kasus petani meregang nyawa akibat kesetrum jebakan tikus seolah tidak ada habisnya. Pekan lalu, dua petani di Sragen tewas. Sejauh ini sudah ada belasan petani yang meninggal sia-sia di lumbung pangannya.
Kejadian pertama di wilayah Cumleng, Desa Tangkil Kecamatan Sragen Kota pada Kamis (29/7) malam. Lantas disusul pada Sabtu (31/7) malam di Ngawen, Desa Karangudi, Kecamatan Ngrampal.
Korban pertama yakni Sukimin, 57, warga Desa Tangkil. Jenazahnya ditemukan sekitar pukul 19.00. Laporan ke kepolisian disampaikan anak korban yakni Danang Setiawan, 34. Awalnya korban berangkat ke sawah sekitar pukul 16.00 untuk memasang jebakan tikus dengan arus listrik.
Namun hingga pukul 18.30, keluarga korban merasa khawatir karena korban belum juga pulang ke rumah.
Kemudian pihak keluarga mencari korban di sawah. Mereka kaget melihat Sukiman telungkup dengan posisi kabel atau kawat jebakan tikus berada di bawah.
Pihak keluarga lantas meminta pertolongan warga sekitar. Hingga akhirnya Sukiman dievakuasi ke rumah duka.
Dua hari kemudian, Munadi, 51, warga Nguter RT 13, Desa Karangudi, Kecamatan Ngrampal yang bernasib serupa. Jasadnya ditemukan sekitar pukul 21.00 di areal persawahan miliknya.
Dia pergi ke sawah sore hari dengan mengendarai sepeda motor. Hingga pukul 19.00, keluarga menunggunya di rumah. Namun petani lain melihat sepeda motor Munadi terparkir di pinggir jalan area persawahan. Saat dicari dengan senter, Munadi ditemukan tewas dengan posisi terlentang di pematang sawah.
Kasubag Humas Polres Sragen AKP Suwarso menyampaikan kedua korban diperiksa Tim Inafis Polres Sragen dan tim kesehataan Puskesmas. Hasilnya tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
”Meninggal dunia karena tersetrum kawat jebakan tikus di sawah. Ada bekas luka bakar jeratan kabel listrik,” terangnya mewakili Kapolres Sragen AKBP Yuswanto Ardi.
Keluarga korban menerima atas kematian Korban dan telah membuat Surat Pernyataan selanjutnya jenazah korban diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.
Kasus kematian petani ini bukan kali pertama.
Seperti dilansir dari Jawa Pos Radar Solo, sudah ada 19 petani meninggal selama dua tahun terakhir. Pemerintah daerah sudah mengeluarkan larangan pemakaian jebakan beraliran listrik. Bahkan, personel polres maupun kodim pernah mencopot paksa kabel milik petani. (din/adi/JPC)