SEMARANG, RAKYATJATENG – Guna mendukung percepatan memutus mata rantai penyebaran Covid-19, Kodam IV/Diponegoro menyelenggarakan pelatihan aplikasi Silacak dan InaRISK kepada jajaran Satuan Teritorial wilayah Kodam IV/Diponegoro yang bertempat di Balai Diponegoro, Jl. Perintis Kemerdekaan, Watugong, Senin (2/8/2021).
Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan dengan prokes ketat itu diikuti para Kasiter Korem dan Pasiter Kodim dengan didampingi operator satuannya masing-masing.
Aplikasi Silacak adalah program penguatan tracing dalam penanganan pandemi Covid-19 dan telah dilaksanakan di 51 Kabupaten/kota di 10 provinsi, antara lain DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Kalimantan Selatan.
Aster Kasdam IV/Diponegoro Kolonel Arm Brantas Suharyo G, melalui Pabandya Puanter Letkol Inf Sasono menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan tersebut untuk disosialisasikan kepada para Babinsa dalam mencari data yang akurat kasus penyebaran Covid-19 di wilayahnya masing-masing guna dilaporkan ke Sterdam IV/Diponegoro.
Di tempat yang sama, Wakainfolahtadam IV/Diponegoro Letkol Caj Drs Ketut Darmaja M.Pd.H juga menambahkan bahwa kegiatan tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut kunjungan Panglima TNI ke Kelurahan Maguwoharjo dan Puskesmas Berbah Yogyakarta tentang bagaimana cara menginput data aplikasi Silacak untuk mentracing siapa saja yang terpapar dan bersentuhan.
Selain aplikasi Silacak, Panglima TNI juga memerintahkan agar mensosialisasikan aplikasi InaRISK yang dibuat oleh BNPB guna melakukan penilaian mandiri terkait perlu atau tidaknya melakukan tes cepat (Rapid Test) Covid-19 dengan harapan rasio perbandingan yang telah ditetapkan oleh standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dapat maksimal.
Secara terpisah Wakapendam IV/Diponegoro Letkol Inf Muchlis Gasim, S.H., M.Si. menyampaikan bahwa sosialiasi aplikasi Silacak bertujuan untuk mencari dan memantau kontak erat dari kasus yang konfirmasi Covid-19, sehingga memudahkan untuk menemukan data terkonfirmasi dengan cepat dan akurat, dengan demikian dapat segera ditangani.
“Dengan adanya tracer tersebut akan memudahkan Babinsa dalam memantau orang yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien yang terkonfirmasi,” jelasnya.
Selain itu, aplikasi penggunaan InaRISK juga bertujuan untuk mendeteksi penyebaran Covid-19 dan menyusun strategi pelaksanaan program, kebijakan, serta kegiatan untuk mengurangi risiko bencana virus Corona.
InaRISK juga bisa diguanakan untuk mengetahui risiko bencana alam yang akan terjadi disekitar, seperti banjir, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem, abrasi, gempa bumi, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, letusan gunung api, tanah longsor, tsunami, dan bencana multibahaya. (Sen)