SEMARANG, RAKYATJATENG – Dalam sepekan belakangan ini BOR (Bed Occupancy Rate) atau tingkat keterisian tempat tidur isolasi untuk pasien COVID-19 terus turun, menyusul semakin berkurangnya jumlah kasus COVID-19 di Kota Semarang.
Jika BOR isolasi pasien COVID-19 di Kota Semarang pada 3 Juli 2021 tercatat sebesar 83,4%, angka tersebut terus turun menjadi 67,2% pada 20 Juli 2021, 56,2% pada 25 Juli 2021, dan 46,2% pada tanggal 28 Juli 2021.
Walikota Semarang Hendrar Prihadi mengaku bersyukur dengan menurunnya jumlah keterisian tempat tidur isolasi COVID-19 ini.
Menurutnya, penurunan BOR isolasi COVID-19 tersebut berbanding lurus dengan penurunan jumlah warga Kota Semarang positif COVID-19 yang dirawat, dimana saat ini tercatat sebanyak 817 orang.
Meski begitu, Hendi — sapaan akrab Hendrar Prihadi — mengakui bila untuk BOR ICU pada rumah sakit di ibu kota Jawa Tengah ini masih tergolong tinggi.
Hal ini karena penanganan pasien COVID-19 di ICU lebih lama dibandingkan yang dalam perawatan biasa. Selain itu, ada juga antrean pasien yang memang sebelumnya belum tertangani di ICU.
“Memang tingkat keterisian di ICU nya masih sangat tinggi. Catatan kami di angka 91,4%. Beberapa rumah sakit punya sisa ICU satu dua, ada juga yang penuh,” tutur Hendi.
Dijelaskannya, jika ingin menurunkan BOR ICU, satu-satunya cara dengan menambah jumlah ICU sebanyak-banyaknya.
“Namun hal itu tentu saja tidak mudah karena tidak seperti membangun ruang perawatan biasa,” jelas Hendi.
Meskipun begitu, Hendi menegaskan penambahan ICU di Kota Semarang tersebut telah diupayakan. Seperti pada Rumah Sakit milik Pemerintah Kota Semarang sudah meningkatkan jumlah ICU.
“Di rumah sakit milik pemkot sendiri sudah, dari yang tadinya 37, kami tambah 14, sehingga sekarang tersedia 51 ICU,” terang Hendi.
“Tapi sekali lagi menambah ruang ICU itu sangat kompleks, mulai dari penganggarannya, alat-alatnya, hingga SDM,” tambahnya.
Menurunnya BOR di Kota Semarang juga diakui oleh Direktur RSUD KRMT Wongsonegoro, dr Susi Herawati.
Susi menjelaskan jika kondisi BOR di rumah sakit milik pemkot Semarang yang dipimpinnya itu sudah jauh berkurang.
“Kondisinya sekarang sudah menurun. IGD kita sudah kosong tidak ada antrean, kemudian ruangan-ruangan juga siap untuk menerima pasien,” tambahnya. (Sen)