ILUSTRASI. Saat saga anak harus isolasi mandiri di rumah, maka penting untuk memastikan agar imun mereka tetap baik serta terbebas dari rasa jenuh atau sedih. (Freepik)
RAKYATJATENG – Para orang tua pasti panik dan sedih ketika anak terinfeksi Covid-19. Saat siaga anak harus isolasi mandiri di rumah, maka penting untuk memastikan agar imun mereka tetap baik serta terbebas dari rasa jenuh atau sedih.
Dalam seminar daring #BicaraSehat Rumah Sakit Universitas Indonesia bertema ‘Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental Anak saat Isolasi Mandiri’, Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa di RSUI dr. Kristiane Siahaan, Sp.KJ mengatakan, pandemi membuat banyak orang merasa cemas, bahkan ada yang sampai depresi dan trauma. Dokter
Ane menyebutkan hasil sebuah penelitian tentang kesehatan jiwa saat pandemi, yang mana masalah ini paling banyak terjadi pada perempuan 71 persen.
Dokter Ane menjelaskan beberapa definisi dari kesehatan mental, yaitu di antaranya adalah suatu kondisi dimana individu dapat menerima kenyataan yang baik ataupun yang buruk, bebas dari rasa tegang dan cemas, serta dapat mengambil hikmah dari kejadian yang buruk.
Ia memberikan beberapa tips yang dapat dilakukan untuk dapat merasa nyaman dengan kondisi saat ini. Diantaranya kenali diri untuk mengetahui apa sebenarnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini.
“Kesehatan mental anak yang melakukan isolasi mandiri juga dapat berdampak. Anak dapat merasa bosan dan tidak nyaman dengan diri sendiri,” katanya baru-baru ini.
Untuk mengatasi masalah ini, ia menyarankan agar orang tua bisa menyusun kegiatan yang menyenangkan bagi anak di rumah. Lalu fasilitasi anak untuk melakukan video call dengan teman atau saudara-saudaranya, atau mengajak anak untuk bermain game online (namun tetap harus batasi waktu penggunaannya).
Menurutnya, biasanya anak yang mengalami gangguan kesehatan mental ini lebih banyak terjadi pada anak yang telah masuk usia remaja. Pada fase remaja anak sangat ingin mendapatkan pengakuan dari teman-temannya serta memiliki banyak teman.
“Sehingga saat diminta untuk isolasi mandiri, tentunya anak tidak nyaman. Orang tua dapat melakukan pendekatan ke anak dan ajak anak untuk bercerita tentang perasaannya,” paparnya.
“Perasaan cemas hingga frustasi adalah kondisi yang normal. Setelah kita kenali, maka kita bisa mengomunikasikan dengan orang lain. Bila tidak dapat mengatasinya, jangan ragu minta bantuan professional,” tambahnya.
Beberapa tips untuk menjaga kesehatan mental anak dan orang tua saat isolasi mandiri di antaranya,
- Lakukan pemantauan secukupnya (suhu tubuh, saturasi oksigen, laju napas, frekuensi nadi).
- Berikan waktu untuk bicara dengan anak
- Tetap terhubung dengan orang lain (keluarga, kerabat, teman)
- Membatasi informasi agar tidak merasa cemas berlebih
- Lakukan relaksasi atau meditasi
- Jika perlu lakukan konsultasi online
- Berusaha untuk teap tenang dan tidak panic
- Mengatur pola makan seimbang dan aktivitas fisik secara teratur
- Konsumsi obat dan multivitamin
- Istirahat cukup
- Terapkan protokol kesehatan (gunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menerapkan etika batuk, serta membersihkan rumah secara teratur).
(JPC)