SEMARANG, RAKYATJATENG – Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyebutkan, serapan anggaran Covid-19 Jateng hingga 24 Juli, telah mencapai 17,28 persen. Hal itu sekaligus mengklarifikasi informasi yang beredar jika serapan anggaran Covid-19 Jateng baru 0,15 persen.
“Ini penting untuk clearence. Karena kemarin bully sudah terjadi, hoaks sudah terjadi. Orang bertanya, saya jelaskan. Ada media yang nulis, sayangnya tidak wawancara saya, maka ini banyak yang bertanya saya kasih data ini,” kata Ganjar, Sabtu (24/7).
Berdasarkan amanat refocusing pemerintah pusat, anggaran 8 persen dari DAU Jateng berjumlah Rp 283 miliar terinci untuk lima item penganggaran. Yakni untuk penanganan Covid, dukungan vaksinasi, dukungan pada kelurahan, insentif tenaga kesehatan, dan belanja kesehatan lainnya.
Total serapan anggaran sampai saat ini telah mencapai Rp 49,040.562.303 atau 17,28 persen. Di antaranya untuk pemberian insentif tenaga kesehatan yang sudah cair Rp 39.895.216.303 atau 66,31 persen.
“Dukungan vaksinasi sudah relatif berjalan. Untuk desa kelurahan juga sudah berjalan,” katanya.
Bahkan, di luar angka capaian 17 persen yang sudah dilakukan pembayaran itu, ada sejumlah kegiatan lain yang kini tengah berjalan dan proses pengadaan. Di antaranya, sebut Ganjar, membeli peralatan, alat whole genome sequencing, dan lainnya.
“Karena semua masih berjalan, kita perlu waktu. Kalau barangnya datang, kita bayar. Kita juga menyiapkan beli ambulans, peralatan kesehatan sesuai kebutuhan dan perkembangan. Ini sudah kita order semua. Barang datang, kita bayar. Saya minta lakukan percepatan,” beber Ganjar.
Percepatan itu termasuk dalam proses administrasi di inspektorat. Sebab, pengadaan barang dan pembelanjaan anggaran di Pemprov Jateng harus didahului pemerikaan inspektorat. A
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jateng Prasetyo Aribowo mengatakan, rencana pembelanjaan DAU mengalami perubahan berdasarkan perkembangan di lapangan. Pada awal Juli, dilakukan reassesment ulang. Beberapa kegiatan ditunda dan fokus untuk Covid-19.
“Karena waktu itu kita tidak tahu varian Delta demikian cepat. Sehingga beberapa kita tunda,” katanya.
Serapan anggaran akan terus bertambah karena sudah ada rencana-rencana pembelanjaan. Misalnya untuk pembelian reagen dalam rangka peningkatan testing dan tracing. Serta dukungan fasilitasi untuk rumah sakit darurat.
Diakui Prasetyo, anggaran penanganan Covid-19 di Jateng tak hanya bersumber dari DAU. Namun, Jateng juga mendapat dana dari CSR perusahaan. (bay/ria/JPC)