SEMARANG, RAKYATJATENG – Wakil Gubernur Jaw Tengah Taj Yasin Maimoen mengatakan kesadaran masyarakat untuk menyembelih hewan kurban di rumah pemotongan hewan (RPH) sangat tinggi tahun ini.
Hal itu disampaikan Taj Yasin saat mengecek kesiapan RPH Penggaron, Kota Semarang, menjelang perayaan Idul Adha 1442 H.
“Tadi saya tanya (pengelola RPH) untuk tahun kemarin ada 180 ekor, tahun ini lebih dari 200. Artinya kesadaran masyarakat untuk menyembelih kurban di RPH ini sangat tinggi,” katanya di RPH Penggaron, Rabu (14/7/2021).
Taj Yasin menjelaskan, selama masa pandemi Covid-19 ini pemotongan hewan kurban memang diarahkan dilakukam di RPH. Itu untuk menghindari adanya kerumunan di masjid-masjid atau musala yang biasanya terjadi saat penyembelihan hewan kurban dan pembagian daging.
“Biasanya kalau pemotongan hewan itu masyarakat tidak hanya mau mendapatkan dagingnya saja tetapi juga mau melihat penyembelihannya sehingga potensi kerumunan sangat tinggi. Kalau bisa diserahkan ke RPH lebih bagus. Karena ini masa pandemi maka pemotongannya kita arahkan ke RPH sehingga tidak ada penumpukan,” katanya.
Menurut Taj Yasin, masih ada beberapa hari sebelum pelaksanaan sehingga ia meminta setiap panitia kurban mulai mendata siapa saja penerima daging kurban. Pendataan itu diperlukan agar daging yang dipotong di RPH bisa langsung dikemas dan dikirim ke penerima sehingga tidak ada kerumunan.
“Nanti dari sini bisa langsung dibagikan. Kalau bisa dikemas saja dari sini. Lagi pula ini masih ada waktu untuk mendata. Kalau di RPH itu bisa menghitung satu sapi itu berapa kilo dan bisa dibagi kepada berapa orang. Sehingga tinggal diantar atau diabagikan ke masyarakat oleh panitia dan tidak perlu datang ke musala atau masjid,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu Taj Yasin juga mengapresiasi pihak RPH Penggaron yang ketat dalam menerapkan protokol kesehatan kepada karyawannya. Khususnya untuk karyawan yang bertugas saat penyembelihan hewan kurban akan diperiksa kesehatan dan juga tes swab.
Pemeriksaan kesehatan itu dilakukan sehari sebelum Idul Adha dan setiap karyawan diberikan tanda khusus.
“Jadi nanti yang menyembelih akan di-swab dulu dan dicek kesehatannya terus dikasih gelang supaya hasil pengecekan tidak dipinjam-pinjamkan. Pihak RPH juga sudah membagi waktu penyembelihan, tidak diselesaikan satu hari saja,” katanya.
RPH Penggaron diketahui juga sudah bekerjasama dengan juru sembelih halal sehingga masyarakat tidak perlu ragu lagi untuk menyembelih kurban di sana. Mak dari itu, Taj Yasin juga mendorong agar RPH Penggaron juga dikembangkan dengan menambah fasilitas pengalengan daging kurban.
“Kita juga dorong untuk itu. Tahun lalu BAZNAS sudah memulai, nah ini kita dorong karena saya lihat lahannya juga masih luas jadi bisa dikembangkan lagi,” kata Taj Yasin. (Sen)