SEMARANG, RAKYATJATENG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta pihak sekolah bisa lebih fleksibel dalam uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Fleksibel yang diinginkan Ganjar, masih terkait keamanan para siswa dan guru selama proses ujicoba PTM berlangsung.
Hal itu disampaikannya usai sidak uji coba PTM di MAN 1 Kota Semarang, Selasa (6/4/2021). Ganjar sebelumnya berdialog dengan siswa kelas X yang sudah berada di sekolah.
Dia bertanya, apakah para siswa langsung mencuci baju seragamnya setiba di rumah.
“Nggak pak, karena dua hari pakai seragam yang ini. Jadi pulang, ganti baju lalu mandi. Seragamnya dijemur,” tutur salah seorang siswa.
Mendengar itu, Ganjar pun meminta agar para siswa mau mencuci bajunya seusai pulang dari sekolah. Jika takut tidak kering, Ganjar menyarankan agar baju yang selesai digunakan pada hari itu langsung disetrika.
“Ini supaya bersih semuanya. Kalau bisa dicuci lebih baik. Jadi pastikan selalu bersih,” katanya.
Ganjar juga mengingatkan, agar para siswa tidak saling meminjam barang baik kepada teman atau pun guru. Sebab, pertukaran barang tanpa disadari bisa berpotensi penularan.
“Kemarin waktu saya di Ungaran itu ada guru minta dipotretin sama siswanya, hapenya dikasihkan, wah itu bahaya. Maka siswa, biasakan untuk membawa alat keperluan pribadinya sendiri. Bukannya pelit tapi ini menjaga. Oke ya,” ucap Ganjar, diiyakan oleh siswa dan guru.
Dari hasil pantauannya, Ganjar menilai pelaksanaan uji coba PTM di dua sekolah yang dikunjunginya berjalan dengan baik. Dia berharap, standar ketat protokol kesehatan tersebut terus dijaga.
“Insyaallah ini berjalan dengan baik. Maka tinggal membiasakan, saya ingatkan dan tidak pernah bosen agar bapak ibunya yang mengontrol. Dan saya terimakasih ini contoh di MAN 1 ada satgasnya, 10 (orang) satgas ini yang kita harapkan dia monitor terus, keliling terus, elik-elik terus, ngelingke koncone, muride dan sebagainya,” tegas Ganjar.
Selain itu, dia pun menyarankan kepada pihak sekolah agar lebih fleksibel soal pakaian. Menurutnya, demi keamanan siswa dan guru pakaian tidak harus sama dalam dua hari.
“Problemnya tadi ada satu sih, kalau seragamnya kan ada yg dipakai dua hari ya, yang paling bagus sebenarnya seragamnya dicuci langsung saja. Jadi mungkin pak, kasih toleransi saja pak, nggak usah pakai seragam. Nggak papa, nggak pakai seragam. Tapi bajunya dicuci, demi keamanan. Sehari ganti tiap hari ganti, sarungan yo rakpopo, sing penting ilmune, karena kondisinya darurat,” tutur Ganjar. (*)