KARANGANYAR, RAKYATJATENG – Sekolah negeri di Jawa Tengah mengalami krisis guru agama. Total hingga hari ini minus 10 ribu guru agama. Ini dipicu selama tiga tahun terakhir banyak guru agama yang pensiun. Di sisi lain, pemerintah belum mengizinkan rekrutmen guru baru.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Tengah Musta’in Ahmad mengatakan, formasi pengangkatan guru agama saat ini sangat sedikit dan harus melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB). Sehingga banyak sekolah akhirnya menyerahkan kepada guru honorer. Termasuk masih mempekerjakan kembali guru agama yang sudah pensiun.
“Nah tugas-tugas ini kalau boleh usul mestinya bisa diambil alih oleh Baznas. Apalagi seperti Karanganyar perolehan zakatnya tembus Rp 22 miliar. Bahkan terbaik nasional. Ini akan lebih baik lagi ketika proses seleksi perekrutan guru itu Baznas ikut andil,” kata Mustain Ahmad.
Musta’in mengusulkan, Baznas dapat mengambil alih persoalan kekurangan guru agama di Jawa Tengah. Terutama di sekolah negeri. Sebab, sekolah swasta atau yayasan justru lebih leluasa sehingga yayasan bisa menyediakan guru agama yang berkualitas.
“Karena prosedur pengadaan guru agama di sekolah negeri ini lebih sulit, maka Baznas bisa menyelesaikan masalah. Bekerja sama dengan dinas pendidikan dan kantor Kemenag untuk menyaring guru agama berkualitas. Dan Baznas memberikan insentif atau honor bagi guru tersebut agar lebih layak,” tegasnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Karanganyar Wiharso mengatakan, kekurangan guru agama di Karanganyar terjadi di jenjang SD dan SMP. Dari 500 sekolah, baru separonya yang terisi.
“Regulasinya, akan kami koordinasikan dengan dinas pendidikan dan kebudayaan. Karena bagaimana pun semua kebijakan itu nanti ada di bupati. Jika Baznas bisa, mestinya akan sangat membantu. Apalagi pengangkatan guru agama belum tentu setiap tahun, dan angkanya sangat kecil, “ terangnya. (rs/rud/per/JPR/JPC)