SEMARANG, RAKYATJATENG - Berbagai upaya untuk menekan penyebaran Covid-19 di Jateng membuahkan hasil yang sangat melegakan. Dalam empat pekan terakhir, Jateng terbebas dari zona merah karena tidak ada satu pun kabupaten/kota di provinsi ini yang masuk kategori risiko tinggi.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi kinerja jajarannya dalam penanganan pandemi ini. Selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro, tren kasus Covid-19 di Jateng terus membaik.
"Secara kondisi, bagus ya. Tapi saya minta jangan lengah. Sebab saya masih berkeliling dan menemukan ada beberapa tempat kerumunan, seperti car free day (CFD) dan sebagainya," kata Ganjar usai memimpin rapat penanganan Covid-19 di kantornya, Senin (8/3/2021).
Ganjar mengingatkan kabupaten/kota agar tidak boleh lengah dan tetap melakukan pengetatan. Jika memang diizinkan, maka kegiatan yang berpotensi menimbulkan keramaian seperti CFD, harus dibatasi dengan cara diberi jarak.
"Jangan lengah, karena ini (pandemi) belum selesai," tegasnya.
Termasuk, imbuh Ganjar, tetap menggenjot upaya tracing dan testing. "Jangan kendor, testing dan tracing harus digenjot dan makin banyak lagi, karena rata-rata fasilitas semua daerah sudah punya. Tinggal nanti kalau butuh reagen, kami siap bantu," terangnya.
Di sisi lain, Ganjar juga menunjukkan data epidemiologis, di mana grafik di Jateng terus menurun. Berdasarkan grafik tersebut, puncak kasus meninggal terjadi pada November 2020.
"Kalau kasus aktif puncaknya di awal-awal Desember. Setelah itu, terus turun sangat drastis sampai saat ini," katanya.
Data terakhir, kasus aktif di Jawa Tengah saat ini sebanyak 6.038 atau turun 10,49 persen dari pekan sebelumnya. Kasus dirawat ada 3.440 dan isolasi sebanyak 2.598 orang, turun 15,97 persen dari pekan sebelumnya.
"Perkembangan terakhirnya memang terus menurun sangat drastis. Relatif dengan PPKM mikro berjalan dengan baik. Tapi sekali lagi saya minta jangan lengah," papar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo mengakui, penurunan kasus Covid-19 di Jateng memang sangat drastis. Dibanding puncak terkonfirmasi pada awal Desember 2020, terjadi penurunan sebesar 73,5 persen pada pekan ini.
"Tren kasus meninggal juga menurun drastis dari puncak Januari lalu, turun sebesar 77,9 persen sampai saat ini," katanya.
Tren penambahan kasus baru juga terus menurun tiap pekannya. Sementara tingkat angka kesembuhan atau recovery rate (RR) di Jateng sudah mencapai 90,01 persen hingga 7 Maret 2021.
Dengan tren yang terus membaik ini, otomatis keterisian tempat tidur rumah sakit di Jateng juga menurun. Dari total 8.555 tempat tidur isolasi, saat ini hanya terpakai 2.668 tempat tidur.
Sementara di ruang ICU dari total 1.091 tempat tidur, saat ini hanya terpakai 321 tempat tidur.
"Termasuk juga di tempat-tempat isolasi terpusat juga menurun. Seperti di Asrama Haji Donohudan, dari kapasitas 872 bed, saat ini hanya berisi 22 orang. Kemudian di BPSDM dengan kapasitas 266 tempat tidur, hanya terisi 18 orang," pungkas Yulianto. (rs/ria/per/JPR/JPC)