SEMARANG, RAKYATJATENG – Pemerintah Kota Semarang mempersiapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang mungkin akan dimulai pada Juli 2021 dengan berpedoman pada kebijakan Kemendikbud RI.
Hal tersebut disampaikan Wali kota Semarang, Hendrar Prihadi di kantornya, Senin (8/3/2021).
Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu mengungkapkan, persiapan yang dilakukan mencakup vaksinasi Covid-19 bagi para tenaga pendidik sekolah negeri dan swasta yang saat ini telah rampung di tahap kedua.
Kemudian, komitmen sekolah atas penerapan SOP protokol kesehatan seperti memperbanyak wastafel dan tata kelola kapasitas siswa.
“Meski tenaga pengajar nantinya sudah divaksin, tetapi protokol kesehatan harus tetap dipatuhi, yang kemudian harus diatur adalah terkait pembatasan kapasitas ruang kelas,” ujar Hendi.
“Kalau butuh ruang banyak bagaimana? Ya nanti kita lihat apakah bisa pagi siang, atau satu hari masuk satu hari off, dan sebagainya,” tambahnya.
Untuk itu, Hendi meminta kepada pihak sekolah agar dapat segera mempersiapkan rencana pembelajaran tatap muka dengan menyesuaikan kondisi sekolah dan para siswa, baik dalam hal vaksinasi serta sarana pra sarananya.
“Penerapan protokol dan juga sistem pembelajaran tatap muka nanti seperti apa,” kata dia.
Di sisi lain, Hendi menekankan pentingnya masing-masing sekolah mempersiapkan pembelajaran tatap muka ini dengan baik dengan segera.
Menurutnya, sekolah tatap muka yang aman, nyaman, dan sehat sangat ditentukan para guru dan pendidik. Selain itu, orang tua dan wali murid harus dapat mengedukasi dan memberi pengertian putra-putrinya soal protokol kesehatan selama sekolah tatap muka.
Pasalnya berdasarkan info Dinkes Kota Semarang, kata Hendi, siswa-siswi yang di bawah usia 18 tahun memang masih belum bisa mendapatkan vaksin corona.
“Belum boleh siswanya (divaksin), kekuatannya di para pendidik. Karena memang belum boleh, minimal 18 tahun. (Siswa) SD-SMP kan belum (boleh divaksin),” kata Hendi.
Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Saptogiri. Bahwa skema pembatasan kapasitas ini nantinya tergantung dari sekolah dan jumlah siswa per kelas.
“Baik skema ganjil genap, atau pagi siang atau selang hari nanti tetap disesuaikan dengan kondisi sekolah dan kelas masing-masing. Yang jelas implementasi pembelajaran tatap muka ini akan dilakukan secara bertahap dengan terus melakukan evaluasi,” pungkas Gunawan. (Sen)