SEMARANG, RAKYATJATENG – Walikota Semarang, Hendrar Prihadi telah menyiapkan sejumlah project penguatan sektor pariwisata di Semarang sepanjang tahun 2021 ini. Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang pun mulai membuka ke publik project apa saja yang akan dikerjakan.
Setelah Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang mengonfirmasi terkait realisasi jembatan kaca di area Hutan Wisata Tinjomoyo, kini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menyusul dengan rilisan konsep museum imersif.
Adapun imersif merupakan konsep teknologi yang mulai diterapkan pada sejumlah museum di berbagai negara untuk menarik minat pengunjung. Konsep tersebut mengaburkan batasan antara dunia digital dengan dunia nyata sehingga pengunjung bisa mendapatkan pengalaman baru.
Secara khusus, gambaran terkait museum imersif yang akan dikembangkan di Kota Semarang sendiri, telah diunggah Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi tersebut, di media sosial pribadinya @HendrarPrihadi.
Hendi mengungkapkan, museum tersebut akan menggunakan bangunan yang telah didirikan oleh Kementerian PUPR di bundaran Bubakan, Kota Semarang.
“Untuk fisik bangunannya oleh Kementeri PUPR, sedangakan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang nanti akan mendesain dalam museumnya. Saat ini ada dalam tahap penyempurnaan konsep pengaplikasian tekhnologi, semoga prosesnya lancar,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Indriyasari mengatakan konsep utama museum, yakni mengenai sejarah Kota Semarang.
Ia menjelaskan pihaknya akan memberikan hiburan sekaligus pembelajaran sejarah dengan metode yang menarik. Dengan begitu, pengunjung dapat merasakan ambience atau kondisi Semarang tempo dulu.
“Kita seolah-olah berada di masa lalu, masuk lorong waktu, menikmati kondisi saat itu. Misal, suasana di Kali Semarang. Pengunjung seolah berada di sana menikmati aktivitas perdagangan di sana. Kemudian, berkeliling Kota Lama. Jadi, bercerita narasi Kota Semarang tapi dikemas lebih menarik,” jelas Iin.
Senada dengan Hendi, Iin juga mengungkapkan saat ini perkembangan museum masih dalam tahap penyiapan sejumlah teknologi, termasuk untuk set ruang museum.
Sembari menunggu, pihaknya juga terus menggali narasi soal sejarah Semarang, salah satunya dengan berkomunikasi bersama Balai Arkeologi Yogyakarta.
Selain mempersiapkan desain museum, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang bersama dinas terkait pun mempersiapkan manajemen lalu lintas sekitar museum. Pasalnya, Museum Bubakan berada tepat di bundaran sehingga jika tidak ada rekayasa lalu lintas dapat menimbulkan kemacetan.
Terkait hal ini, Iin juga menyebut ketersediaan lahan parkir juga menjadi salah satu hal yang dipikirkan sebelum membuka museum untuk umum.
“Tempat parkir sudah ada pembicaraan tapi perlu finalisasi. Akses ke museum juga kami pikirkan. Nanti ada satu ruas jalan yang dibuat taman dari tempat parkir menuju museum,” paparnya.
Dia menargetkan, museum tersebut bisa dinikmati masyarakat pada pertengahan tahun 2021. Diharapkan, kehadiran museum dapat menambah destinasi baru di kawasan Kota Lama Semarang. “Target kami Agustus sudah bisa dinikmati masyarakat,” harapnya. (Sen)