SEMARANG, RAKYATJATENG – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen menyambut positif ide dari Forum Komunikasi Pondok Pesantren Jawa Tengah, untuk menjadikan pondok pesantren (ponpes) sebagai lumbung donor plasma konvalesen.
“Mereka siap untuk mendonorkan darahnya (plasma konvalesen). Apalagi anak pondok pesantren relatif masih usia muda (15 sampai 30 tahun). Kita akan memberi edukasi dan berkoordinasi supaya santri bisa melakukan donor plasma konvalesen,” kata Taj Yasin dalam rapat Penanganan COVID-19 di Kantor Gubernur, Senin (18/01/2021).
Sebelumnya, Forum Komunikasi Pondok Pesantren menawarkan ke pemerintah untuk menjadikan ponpes sebagai lumbung donor plasma konvalesen. Dengan demikian pemerintah akan lebih mudah melakukan proses pengecekan persyaratan calon pendonor.
Gus Yasin, sapaan akrab wagub, menjelaskan tujuan edukasi kepada calon pendonor agar mereka memahami persiapan yang perlu dilakukan, misalnya dinyatakan sembuh dari COVID-19 dengan hasil tes PCR negatif, bebas gejala setelah 14 hari dinyatakan sembuh, tidak punya penyakit bawaan, dan sehat.
“Kalau edukasi ke masyarakat lebih masif, saya yakin akan banyak yang ingin membantu pasien covid,” ujarnya.
Gus Yasin menyampaikan jika banyak yang ingin melakukan donor, pemerintah akan mengimbangi dengan membantu penambahan unit transfusi darah (UTD). Saat ini, baru ada tiga UTD di Jawa Tengah yakni PMI Kota Semarang, PMI Kota Surakarta dan PMI Kabupaten Klaten yang bisa dikunjungi untuk donor konvalesen.
“Kalau penyintas covid banyak yang ingin donor, maka kita perlu tambah Unit Transfusi Darah. Daerah yang belum ada seperti di Kabupaten Rembang, Pati, Pekalongan dan Brebes, serta pondok pesantren yang jauh dan banyak yang terpapar, jika memang harus kita adakan, kita upayakan,” tutup Gus Yasin. (*)