SEMARANG, RAKYATJATENG – Pemerintah pusat telah memberikan waktu dua minggu kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mengendalikan kasus Covid-19. Hasilnya, pemerintah Jateng telah berhasil melakukan penurunan. Meski demikian, penurunan kasus akan terus dilakukan sampai benar-benar berkurang.
“Terjadi penurunan kasus jumlah terkonfirmasi. Dua minggu ini sudah menurun. Puncak kasusnya itu di minggu ke-36. Sekarang minggu ke-39,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo usai rapat penanganan Covid, di Grhadhika Bhakti Praja, Senin (28/9/2020).
Dia menerangkan, Dinkes Jateng mencatat persentase penurunan kasus hingga 50 persen dari puncak kasus pada minggu ke-36. Adapun untuk kasus kematian, puncak kasusnya pada minggu ke-30.
“Jadi kita pakai perhitungan mingguan,” ujarnya.
Adapun berdasarkan data terbaru sebaran kasus Covid-19 di Jawa Tengah yang tercatat di laman Coronajatengprov.go.id, Senin, 28 September 2020 pukul 12:00 WIB, sumber data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, total terkonfirmasi Covid 21.710 orang, terkonfirmasi dirawat 3.386 orang, terkonfirmasi sembuh 16.374 orang, terkonfirmasi meninggal 1.950 orang.
Yulianto juga menuturkan, untuk positivity rate di Jateng di minggu ini persentasenya mencapai sekitar 6,2 persen. Perkembangan positif ini juga terjadi sejak pekan lalu. Dari data Dinkes Jateng, recovery rate atau angka kesembuhan meningkat, terhitung di minggu ke-38 yakni 14-20 September. Minggu ke-37, dan 38 juga meningkat recovery rate-nya, yakni dari 62,4 persen menjadi 66,5 persen.
Sementara itu, Gubernur Jateng mengapresiasi adanya penurunan kasus yang terjadi pada dua minggu terakhir. Bahkan, tidak ada satupun kabupaten dan kota yang masuk zona merah, termasuk Kota Semarang yang turun cukup bagus.
“Banyumas hampir naik, karena kemarin ada klaster di pondok. Yang santrinya dari Cilacap, sama dari Banyumas. Sekarang sudah kita bantu untuk tempat isolasi,” kata Ganjar usai memimpin rapat penanganan Covid.
Pihaknya juga akan bersikap lebih tegas lagi untuk menurunkan kasus Covid. Dia menunjuk contoh kasus yang ada di Kota Tegal seperti adanya penyelenggaraan musik dangdut, konvoi salah satu calon Pilkada Pekalongan, atau penyelenggaraan bola voli di Paguyangan Brebes, Pemalang, dan wayangan di Kebumen.
“Kita minta betul betul bantuan masyarakat, tunda dulu. Dan tadi sudah kita sampaikan dengan tegas, pemerintah serius, kita lakukan tindakan tegas,” ujarnya.
Ketegasan pemerintah, ujar Ganjar, termasuk dalam penindakan proses hukumnya. Sehingga semua akan saling menjaga, demi kebaikan bersama. Adapun operasi yustisi tetap akan dilakukan, dengan harapan hasil operasi tidak banyak, sehingga mengindikasikan operasi berjalan sukses.
“Kami akan edukasi dengan menggandeng champion di level keluarga, level kelompok masyarakat, dan lainnya,” tambahnya. (*)