SEMARANG, RAKYATJATENG – Pelaku UMKM di Jawa Tengah nantinya bisa berpartisipasi dalam ajang Borobudur Marathon 2020 yang akan dihelat di Magelang pada 15 November 2020 mendatang. Sehingga mereka tetap bisa memperoleh pendapatan di tengah pandemi Covid-19.
“Keterlibatan UMKM adalah sebuah keharusan. Karena memang peristiwa atau event ini (Borobudur Marathon 2020 ) mengambil event olahraga iya, tourism iya. Tapi di situ ada aktivitas perdagangan di sektor UKM,” kata Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno usai acara launching Borobudur Marathon 2020, di lapangan basket Rumah Dinas Gubernur Jateng, Kota Semarang, Selasa (8/9/2020).
Menurut Nano, sapaan akrabnya, pada even tersebut memang tidak lagi diikuti sekitar 10 ribu orang. Namun, pihaknya akan mengerahkan pelaku UMKM untuk ambil bagian, seperti halnya, mereka diminta untuk memproduksi cinderamata. Pihaknya akan mengawal pelaku UMKM mulai memproduksi cinderamata itu, cara menawarkan, dan sebagainya.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya akan memaksimalkan pelaku UMKM yang tergabung dalam Pawone Borobudur. Yakni, program wujud nyata sinergi dan harmoni antara pelari, masyarakat, dan semua pihak, termasuk masyarakat lokal, yang terlibat di event ini sebelumnya. Mereka akan tetap ada di event tahun ini.
“Mereka akan jual (cinderamata) mungkin terbatas dia. Tapi secara virtual kita akan melakukan bisa melalui Bima Mart, yakni seperti virtual marketing yang sudah ada,” terang Nano.
Dia menilai dengan cara-cara seperti itu, sama saja mendidik pelaku UMKM untuk akses pasar yang tidak sebatas Borobudur, tapi juga dunia. Cara ini akan diperkenalkan pada event Borobudur Marathon 2020. Selain itu, masyarakat juga akan diminta memaksimalkan jasa penginapan atau homestay.
Pihaknya akan menyiapkan sekitar 40-50 orang pelaku UMKM dalam acara tersebut. Mereka merupakan pelaku UMKM pilihan sejak lama, seperti pelaku UMKM makanan yang telah mahir dalam pengolahan makanan, kemasan, higienis, dan mereka siap memanfaatkan gawai untuk memasarkan produknya.
“Jangan matikan optimisme mereka terhadap produk yang sudah dibuat itu. Kalau itu mati, mereka akan bangkit lagi susah. Karena itu kontinyuitas produksi tetap dijaga. Caranya apa, kita menciptakan Borobudur Marathon,” tambah Nano.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan para UMKM amat menantikan event Borobudur Marathon. “Mereka bertanya, sida apa ora, sida apa ora (jadi atau tidak, jadi atau tidak). Secara otomatis sangat berpeluang pada UMKM, terutama UMKM di wilayah Borobudur,” kata Ganjar. (*)