SOLO, RAKYATJATENG – Penyaluran calon siswa yang gagal mendapat SMP negeri mulai dilakukan Dinas Pendidikan (Disdik) Surakarta. Mayoritas calon siswa dalam kota disalurkan ke SMPN 24 Surakarta, SMPN 25 Surakarta, dan SMPN 26 Surakarta yang notabene berada di tengah kota. Pendaftar di tiga sekolah ini masih minim dan justru didominasi dari luar kota.
Total calon siswa jenjang SMPN sebanyak 4.064 orang dari Kota Solo. Sementara dari luar kota 635 siswa. Total calon siswa yang disalurkan ke sekolah negeri ada 554 orang, baik dari dalam kota maupun luar kota yang terlempar dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) online SMP di Kota Solo.
Sekretaris Disdik Surakarta Dwi Ariyatno mengatakan, calon siswa dalam Kota Solo yang mendatar ke tiga SMPN di tengah kota memang tidak terlalu banyak. Sebab, lokasi ketiga sekolah tidak berada di tengah permukiman padat.
Pendaftar jalur zonasi ada 257 calon siswa dari dalam kota, sedangkan 297 calon siswa dari luar kota yang masuk daftar rekomendasi alias yang disalurkan. Sedangkan jalur afirmasi dalam kota ada 194 siswa yang disalurkan.
“Sampai hari ini (kemarin), masih banyak yang bertanya terkait ranking, terutama yang dari luar kota. Dan data penyaluran sudah bisa dicek di website PPDB. Dan penyaluran kami lakukan ke sekolah yang lebih dekat. Rata-rata disalurkan ke sekolah tengah kota di SMPN 24, 25, dan 26 Surakarta,” ungkapnya.
Dwi mengatakan, kebanyakan calon siswa yang disalurkan hanya memilih dua sekolah dari lima pilihan. Sehingga pilihan yang dipilih calon siswa kalah dekat dengan calon siswa lain. Sehingga gagal di semua pilihan. Dia mengaku semua calon siswa dalam kota di semua jalur akan dicarikan ke sekolah yang terdekat.
Selain itu, calon siswa juga tidak bisa mencabut berkas PPDB dan pindah jalur. Kecuali memilih sekolah swasta. Sebab, perbaikan data sudah ditutup 30 Juni lalu. Sehingga saat ini masih dalam tahap pengolahan data.
“Proses olah data sesuai kriteria, yakni calon siswa asal dalam kota. Didasarkan pada urutan jarak terdekat, baru umur sampai terpenuhi batas kuota. Jika penyaluran tidak sesuai, maka pilihan diberikan kepada masing-masing anak dan orang tua. Bisa saja kemudian ke sekolah swasta yang saat ini masih memberi kesempatan pendaftaran,” terangnya.
Sedangkan jarak maksimal penyaluran sekolah sejauh 4,2 kilometer (km). Sehingga masih bisa dijangkau calon siswa. Seperti calon siswa dari Kelurahan Banjarsari yang disalurkan ke SMPN 25 Surakarta yang terletak di Penumping, Laweyan. Dan data calon siswa yang disalurkan sudah final sesuai petunjuk teknis (juknis) PPDB.
“Di SMPN 24, 25, dan 26 Surakarta yang di tengah kota kecenderungan datanya banyak pendaftar luar Solo. Seperti di SMPN 25 Surakarta kuota sekitar 141. Yang KK dalam kota sesuai pilihan termasuk yang mendapat direkomendasi hanya 88. Sedangkan lainnya kemungkinan luar kota,” ungkapnya.
Lokasi tiga sekolah tersebut memang bukan wilayah pemukiman. Sehingga yang mendaftar asal dalam kota sedikit dan justru kebanyakan luar kota. Penyebaran sekolah ke wilayah pinggir kota memang berdampak menurun ke pilihan sekolah yang letaknya di tengah kota. “Kecuali bagi sekolah yang sudah punya brand atau terkenal dengan favorit. Karena stigma terhadap sekolah favorit tidak favorit masih melekat,” ungkapnya. (rgl/bun/ria)
(rs/rgl/per/JPR/JPC)