SEMARANG, RAKYATJATENG – Walikota Semarang Hendrar Prihadi merasa bangga karena meski di masa pandemi Covid-19 ini, warga Kota Semarang tetap menunjukkan semangat gotong royong dalam membangun wilayah.
Hal itu dikemukakan Hendi, sapaan akrab walikota usai meresmikan Taman Kuliner Tulus Harapan yang terletak di Kelurahan Sendangmulyo, belum lama ini.
Menurutnya, Taman Kuliner Tulus Harapan yang dibangun atas inisiatif warga, merupakan salah satu implementasi dari konsep Bergerak Bersama yang selalu digadang oleh dirinya.
“Saya mengapresiasi pembangunan taman ini. Taman Tulus Harapan yang sebelumnya kurang tertata, kini lebih rapi dan tentu saja meningkatkan kualitas pedagang dari status pedagang kaki lima menjadi pedagang kuliner yang lebih representatif,” tutur Hendi.
Terkait dengan Covid-19 di Kota Semarang, Hendi mengatakan ada berita baik dan berita yang kurang menyenangkan.
“Berita baiknya banyak dari pasien positif yang sembuh, oleh karena itu jangan takut kalau ada tes massal, karena semakin cepat terdeteksi, maka akan semakin besar peluang untuk sembuh,” ujarnya.
Dirinya melanjutkan, angka positif di Kota Semarang terus mengalami peningkatan, bahkan di Kelurahan Sendangmulyo yang sempat menjadi kelurahan dengan pasien positif Covid-19 terbanyak di Kota Semarang.
Terus bertambahnya pasien positif Covid-19, menurut Hendi salah satunya dikarenakan tes rapid atau swab yang terus dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang, di mana tujuannya adalah mempercepat tracing untuk kemudian memutus mata rantai persebaran covid-19.
Dirinya juga kembali mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap persebaran Covid-19 dan tidak perlu takut. “Covid-19 ini hal yang perlu diwaspadai namun jangan ditakuti,” ujar Hendi.
Kota Semarang dalam menghadapi Pandemi Covid-19 ini, menerapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) yang diperpanjang hingga 5 Juli dengan melonggarkan beberapa sektor. Pelonggaran PKM merupakan upaya untuk hidup new normal berdampingan dengan Covid-19 namun tetap aman. Sekaligus menggerakkan roda ekonomi secara bertahap.
Sosialisasi dan pengawasan terhadap sektor ekonomi skala besar seperti mal, toko, hotel, pabrik, restoran lebih mudah dalam pengawasan. Karena banyak pihak turut mengawasi, tidak hanya pemerintah namun wartawan/netizen.
Sedangkan sektor sosial dan ekonomi kecil, seperti resepsi, tempat ibadah, pkl, pasar mengalami kesulitan dalam pengawasan. Kunci pengawasan aktivitas di lingkungan tempat tinggal warga membutuhkan peran aktif camat, lurah, RT/RW dan juga seluruh warga masyarakat.
“Jangan lelah untuk terus mensosialisasikan dan mengingatkan warga atau siapapun agar memenuhi standar protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, rajin cuci tangan, physical distancing atau jaga jarak,” pungkas Hendi. (Sen)