SEMARANG, RAKYATJATENG – Meski sejumlah ASN Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang yang terpapar Covid-19 mulai dinyatakan sembuh, namun Wali kota Semarang Hendrar Prihadi terus memperketat protokol kesehatan di lingkungan Balaikota Semarang.
“Sejumlah aturan sudah dan akan terus diperketat di lingkungan Balaikota Semarang. Mulai dari penjadwalan 50% ASN yang masuk bekerja di kantor hingga pembenahan sejumlah ruangan dinas,” katanya, Kamis (18/6/2020).
Wali kota yang akrab disapa Hendi tersebut menerangkan, pembenahan di setiap ruang kerja ASN juga diatur dengan mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Di antaranya, memastikan jarak antarmeja minimal 1,5 m, memasang sekat mika antar meja, memasang tombol kaki untuk lift serta menempatkan detektor suhu tubuh otomatis di lobi Balaikota yang menjadi satu-satunya akses masuk menuju Gedung Moch Ichsan.
Dengan demikian hanya pengunjung dengan temperatur normal yang kemudian bisa masuk ke kantor di lingkungan Balaikota. Tak hanya itu, fasilitas cuci tangan pun diperbanyak untuk memudahkan para ASN dan masyarakat mencuci tangan sebelum memasuki wilayah Balaikota.
Terkait pengaturan jam kerja, Hendi menerangkan maksimal 50% ASN bekerja di lingkungan Balaikota. Sisanya melakukan Work From Home (WFH) di rumah masing-masing.
“Meski demikian, sistem ini tidak akan mengganggu layanan masyarakat, mengingat Pemkot Semarang juga terus menjalankan layanan online dan offline bagi warga masyarakat,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu Hendi juga menyampaikan jika sejumlah ASN yang sebelumnya dinyatakan positif Covid-19 telah dinyatakan negatif berdasarkan hasil tes swab.
Mereka adalah tiga dari empat kepala bagian, dua dari tiga kepala dinas serta 4 dari total 10 staf yang sempat terpapar Covid-19. Sebelumnya, pihak Pemkot Semarang juga langsung melakukan pelacakan terhadap keluarga dan kerabat yang sempat berinteraksi dengan para ASN positif Covid-19 untuk kemudian melakukan karantina mandiri.
Menurutnya, proses penyembuhan ASN yang terjangkit Covid-19 cukup cepat. Sebab, mereka terdeteksi lebih dini. Hendi pun menegaskan, masyarakat harus menyadari dan tidak usah takut jika harus melakukan pemeriksaan rapid maupun swab test.
“Jika lebih awal dideteksi, Insyaa Allah lebih cepat disembuhkan. Tidak usah takut jika disuruh swab dan rapid test, ikut saja. Jangan cemas, justru merasa beruntung jika dideteksi lebih awal,” tegas Hendi.
Sementara itu, kepala BKPP Kota Semarang, Litani Satyawati, menerangkan, meski berada di rumah, para ASN tetap diwajibkan melakukan absen atau presensi online mandiri menggunakan aplikasi absensi dengan tetap menjalankan tugas kedinasan.
Melalui aplikasi ini, para ASN juga terpantau tetap berada di rumah masing-masing selama menjalankan WFH. Sejak Senin lalu, Pemerintah kota Semarang mulai memberlakukan jam bekerja dari pukul 07.30 WIB hingga 15.00 WIB.
“Bagi para ASN dengan kewajiban menjalankan protokol kesehatan seperti wajib mengenakan masker selama bekerja, face shield, sarung tangan serta melakukan penyemprotan disinfektan setiap hari di ruang kerja masing-masing,” katanya. (Sen)