Hindari Penularan Hepatitis A, Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya
RAKYATJATENG – Penyakit Hepatitis A kembali marak menjadi perbincangan dan menimbulkan kekhawatiran masyarakat setelah munculnya kasus di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur per Senin 1 Juli menyebutkan warga yang terinfeksi virus ini mencapai 975 orang.
Secara umum, seseorang yang terjangkit hepatitis A biasanya karena perilaku atau pola makan dan minum yang kurang higienis. Ahli Endoskopi Gastrointenstinal yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr.dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB mengungkapkan jumlah kasus hepatitis biasanya akan meningkat di akhir kemarau dan di masa awal musim hujan seperti saat ini.
Lalu apa sebetulnya hepatitis A dan seberapa bahayanya?
Hepatitis A adalah infeksi organ hati yang disebabkan oleh virus, ditularkan melalui makanan dan minuman yang tercemar virus serta melalui kontak langsung. Selain itu, hubungan seksual juga bisa jadi penyebab tertular hepatitis A jika melakukan seksual secara anal atau oral.
Virus ini juga terdapat pada feses pasien yang terinfeksi. Meski demikian, hepatitis A tak mudah menular. “Karena sebenarnya tidak mudah untuk tertular dari satu orang ke orang lain yang hanya karena misalnya bertemu di kampus,” tegasnya baru-baru ini.
Ia pun menerangkan kalau hepatitis virus A tidak bisa menjadi hepatitis B. Karena virus penyebabnya berbeda. Oleh karena itu, jika pernah divaksinasi oleh vaksin hepatitis B tidak berarti juga sudah terlindungi dari infeksi virus hepatitis A. Tetapi bisa saja dalam satu kasus pasien mengalami 2 macam infeksi yaitu infeksi virus B dan juga A.
Gejala Hepatitis A
Pasien dengan hepatitis A, biasanya datang sudah kuning dan buang air kecil seperti air teh. Gejala yang timbul bisa ringan sampai berat. Bahkan jika terjadi hepatitis fulminan akibat virus hepatitis A ini dapat menyebabkan kematian.
Sebelumnya pasien mengalami common cold, seperti orang yang mengalami gejala flu, sakit-sakit badan, dan mual. Kadang kadang disertai muntah, nafsu makan menurun, dan lemas. Pasien juga merasakan nyeri di perut kanan atas karena infeksi hepatitis A alan mengenai livernya, yang sebagian besar berada di perut kanan atas.
Biasanya dilakukan pemeriksaan laboratorium guna menunjukkan peningkatan kadar bilirubin dan SGOT serta SGPT. Pemeriksaan antibodi terhadap virus hepatitis A (anti HAV) juga dilakukan guna memastikan seseorang tersebut terjangkit penyakit tersebut.
Masa inkubasi yaitu masa masuknya penyakit sampai timbul gejala berlangsung antara 2-6 minggu. Penyakit ini bisa sembuh total dan yang penting pasien harus istirahat total.
Pengobatan Pasien Hepatitis A
Obat-obat yang diberikan sifatnya hanya menghilangkan gejala yang muncul. Misalnya, jika diare diberikan obat anti diare. Atau jika lemas diberikan vitamin dan asupan makannya diperhatikan.
“Obat suplemen hati kadang kala diberikan untuk mengurangi peradangan hati yang terjadi,” jelas dr. Ari.
Menurutnya, pasien memang perlu diisolasi dan jangan tidur sekamar dengan orang sehat. Di RS pun biasanya pasien tidur hanya sendiri di kamar dan dipisah dengan pasien lain. Sebagian pasien memang tidak perlu dirawat. Tetapi jika pasien mengalami mual dan muntah dan tidak mau makan sebaiknya memang dirawat untuk mendapat infus cairan dan makanan.
Pencegahan
Pencegahan yang terpenting adalah hidup sehat dengan makan yang teratur dan cukup gizi. Selain itu, istirahat cukup dan banyak mengkonsumsi buah dan sayur-sayuran. Cuci tangan pakai sabun yang rutin, sebelum dan sesudah makan atau setelah keluar dari toilet.
Khusus untuk yang mengurus orang sakit dengan hepatitis A harus menjaga daya tahan tubuhnya dengan baik kalau perlu dengan mengonsumsi suplemen vitamin atau mineral. Vaksinasi hepatitis virus A sebaiknya diberikan bagi orang yang memang akan berkunjung pada daerah yang sedang terjangkit KLB atau wabah 2 minggu sebelum berada di lokasi terjadinya KLB. (RS)