RAKYATJATENG – Gula darah menjadi acuan untuk mencegah penyakit diabetes tipe II. Banyaknya asupan konsumsi tak sehat tinggi kalori, menjadi pintu masuk ancaman terkena diabetes. Sehingga, orang tidak sadar saat terkena penyakit diabetes tipe II.
Maka pakar kesehatan, tenaga medis, maupun pemerintah tak bosan-bosan mengedukasi masyarakat untuk mengurangi asupan gula serta kalori. Bukan tidak boleh sama sekali, akan tetapi bagaimana pandai mengatur takarannya secara bijaksana.
“Makanan minuman tinggi kalori membuat muncul mitos di kalangan masyarakat, harus kurangi gula. Kata kuncinya bukan mengurangi gula tetapi konsumsi gula sesuai kebutuhan,” kata Edukator Diabetes Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) Yulia baru-baru ini.
Bicara masalah kebutuhan asupan gula setiap orang pun berbeda-beda. Yulia mencontohkan kebutuhan gula atau kalori orang biasa tentu berbeda dengan atlet.
“Maka salah kalau persepsinya harus kurangi. Yang betul adalah harus diatur,” tegasnya.
Maka, ada beberapa cara mudah dan bijaksana dalam mengatur asupan gula ke dalam tubuh. Di antaranya;
1. Konsumsi Karbohidrat Kompleks
Ganti konsumsi karbohidrat sederhana seperti nasi dengan karbohidrat kompleks. Karbohidrat kompleks mata rantainya panjang. Proses pemecahan menjadi gula darah pun lama.
Misalnya sepertu umbi-umbian, atau gandum. Lebih lama dipecah menjadi gula darah dan lebih mengenyangkan. Dibandingkan dengan karbohidrat yang sederhana dengan glikemik indeks tinggi.
2. Batasi Asupan Manis
Batasi asupan manis seperti sirup, minuman kalengan yang manis, permen, dan cokelat. Yulia menyesalkan saat ini banyak terjadi penambahan jumlah penduduk dengan diabetes. Sebab ujungnya bisa terkena komplikasi lain, kecacatan, hingga kematian.
3. Porsi Makan
Terkadang masyarakat justru lebih banyak komposisi karbohidrat dalam piring makannya. Padahal, yang harusnya lebih banyak adalah porsi sayur.
Komposisinya adalah buah dan sayur harus lebih banyak. Di antaranya dalam satu piring, ¾ porsinya adalah sayur, buah dan protein. Sedangkan karbohidrat hanya ¼ porsi. (ika/JPC)