RAKYATJATENG – Ketika berpuasa, seseorang memang diharuskan mengendalikan diri dari makan dan minum selama beberapa jam. Tak sekedar menahan makan dan minum, pengendalian diri saat berpuasa juga meliputi jiwa dengan berpikiran positif. Jiwa yang sehat kunci agar hidup berjalan baik termasuk kesehatan.
Sebab berbagai macam sakit fisik terjadi karena jiwa yang terganggu. Ahli Endoskopi Gastrointenstinal yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Dr.dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB menjelaskan ada sebuah penyakit yakni psikosomatik. Penyakit itu timbul karena psikis atau jiwa yang terganggu.
“Akhirnya dengan berpuasa kita dapat mengurangi makan, hidup lebih teratur, dan pengendalian diri,” kata Ari, Selasa (15/5).
Ari mengimbau keteraturan yang telah terbina selama puasa seharusnya juga dapat diteruskan pasca puasa lebaran. Hidup selalu berpikir positif dan pengendalian diri seharusnya juga dapat dipertahankan setelah lebaran nanti. Dengan pengendalian diri selama berpuasa diharapkan faktor psikis yang bisa mengganggu fisik tersebut tidak muncul.
“Mudah-mudahan dengan mempertahankan apa yang telah kita raih selama Ramadan nanti sampai terus setelah Lebaran, kita dapat selalu sehat,” jelas Ari.
Ari berharap setelah berpuasa, makan pun tidak boleh berlebihan. Konsumsilah makanan sesuai kebutuhan. Sebab, ada beberapa penyakit yang bisa muncul jika seseorang tak bisa mengendalikan diri. Apa saja?
Asam Lambung
Pasien yang cemas cenderung asam lambungnya tinggi, dan akhirnya maagnya dapat terganggu.
Hipertensi
Pasien dengan hipertensi, tekanan darah akan naik jika emosinya terganggu.
Asma
Pasien asma bisa kambuh karena sedang dalam keadaan stres.
Jantung
Jantung berdebar-debar, tangan berkeringat, pegal-pegal ditengkuk bisa berhubugan dengan faktor psikis.
Kolesterol
Karena jika makan berlebihan maka makanan tersebut akan ditimbun dalam tubuh kita dalam bentuk lemak, di hati (fatty liver), di kandung empedu (Batu KE), di pembuluh darah jantung maupun pembuluh darah otak.
(JPC)