Harapan Menko Perekonomian Jadi Kenyataan, Harga Beras Mulai Turun di Jawa Tengah
RAKYATJATENG, PURWOKERTO – Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution berharap harga beras yang selama ini masih tinggi bisa segera turun menjelang bulan Ramadan yang jatuh di bulan Mei tahun ini. Ia berharap, harga beras bisa turun kembali sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Karena ini mau puasa, kasihan masyarakat. Makanya kami ingin harga kembali normal dan tidak aneh-aneh. Tidak aneh dalam artian tidak turun jauh sekali, misal kalau medium di kisaran Rp9.400 hingga Rp9.500 per kg," jelas Darmin.
Dan sepertinya harapan Darmin menjadi kenyataan. Harga beras di sejumlah pasar tradisional di Jawa Tengah mengalami penurunan. Di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, misalnya, harga beras di pasar tradisional kembali turun. Penurunan ini seiring dengan datangnya masa panen raya.
Seperti di Pasar Manis, Purwokerto, Jumat (2/3) pagi tadi, harga beras berkualitas medium I saat ini sebesar Rp11.250 per kilogram. Ini berarti turun Rp750 dari sebelumnya yang mencapai Rp12.000 per kilogram, sedangkan beras kualitas medium II yang sebelumnya mencapai Rp11.500 per kilogram turun menjadi Rp10.250 per kilogram.
Penurunan harga juga terjadi pada beras kualitas super I dari Rp14.750 per kilogram menjadi Rp13.750 per kilogram dan kualitas super II turun dari Rp14.000 per kilogram menjadi Rp13.500 per kilogram, sedangkan beras kualitas bawah masih bertahan pada kisaran Rp8.500--Rp9.500 per kilogram.
Berbeda lagi di Pasar Wage, Purwokerto, beras kualitas medium I masih bertahan pada harga Rp12.000 per kilogram, kualitas medium II turun dari Rp11.250 per kilogram menjadi Rp11.250 per kilogram.
Penurunan harga juga terjadi pada beras kualitas super I dari Rp14.000 per kilogram menjadi Rp13.500 per kilogram, sedangkan beras kualitas super II masih bertahan pada harga Rp13.000 per kilogram dan harga beras kualitas bawah masih bertahan pada kisaran Rp8.500--Rp9.000 per kilogram.
Salah seorang pedagang beras, Novi mengatakan penurunan harga tersebut terjadi karena pasokan dari beras dari penggilingan lancar.
"Kebetulan saat sekarang sedang panen raya sehingga pasokan gabah ke penggilingan menjadi lancar. Dengan demikian, kami pun mudah mendapatkan pasokan beras dari penggilingan," katanya.
Kendati demikian, dia mengakui jika harga beras khususnya kualitas medium masih berada di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp9.450 per kilogram.
"Mungkin saat puncak panen raya yang akan berlangsung dalam beberapa waktu ke depan bisa mencapai HET," katanya.
Sementara Badan Pusat Statistik ( BPS) mengungkapkan, sepanjang Februari 2018, harga beras di tingkat penggilingan mengalami kenaikan. Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, kenaikan harga beras terjadi pada tiga jenis kualitas beras, mulai dari kualitas rendah, medium, hingga kualitas premium.
"Dibandingkan dengan Februari 2017, rata-rata harga beras di penggilingan pada Februari 2018 untuk semua kualitas mengalami kenaikan," kata Suhariyanto saat konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Kamis (1/3) kemarin.
Dari sisi harga, beras kualitas premium di penggilingan mengalami kenaikan 0,31 persen menjadi Rp 10.382 per kilogram (kg) dari Januari lalu sebesar Rp 10.350 per kg.
Kemudian, beras kualitas medium naik 0,37 persen menjadi Rp 10.215 per kg dari bulan Januari lalu sebesar Rp 10.177 per kg. Selain itu, untuk kualitas rendah naik 1,99 persen menjadi 9.987 per kg dari Januari sebesar Rp 9.793 per kg.
Sementara itu, meski harga beras di penggilingan alami kenaikan, harga rata-rata gabah kering panen (GKP) di tingkat petani selama Februari alami penurunan sebesar Rp 208 per kg menjadi Rp 5.207 per kg. "Untuk rata-rata harga gabah kualitas rendah juga mengalami penurunan sebesar Rp 166 per kg menjadi Rp 4.756 per kg," papar Suhariyanto. (dbs/yon)