Anda Harus Kurangi Minum Kopi, Ini Alasannya
RAKYATJATENG - Kopi sudah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari bagi banyak orang. Sudah jadi ritual. Sesuatu yang langsung kita cari begitu bangun tidur.
Tapi kopi juga mengandung kafein, yaitu candu yang lebih kuat dari yang mungkin kita sadari.
Seorang warga Perth, Australia, bernama Heidi menghubungi program ABC Radio, mengakui jika tidak minum kopi selama 10 jam, dia akan mual-mual, sakit kepala dan gemetaran.
Dia mengaku tidak akan membiarkan jeda waktu lama antara secangkir kopi dengan cangkir berikutnya.
Meski gejala yang dialami Heidi terdengar ekstrem, namun menurut Laura Bajurny dari Alcohol and Drug Foundation, ini bukanlah hal yang aneh.
"Kopi bisa sangat adiktif dan merupakan candu, sesuatu yang mudah kita lupakan mengingat pentingnya kopi kehidupan banyak orang," jelasnya.
"Tubuh kita jadi kecanduan secara fisik. Artinya jika kita minum kopi secara teratur dari waktu ke waktu, maka tubuh kita terbiasa mengonsumsi kafein," papar Bajurny.
Dia menambahkan, jika kita coba menghindarinya maka tubuh kita pun akan merindukan cafein.
"Lalu ada juga unsur kebiasaan. Minum kopi itu sangat sosial. Ada semacam ritual di dalamnya dan kebiasaan inilah yang sangat sulit dihentikan," ujarnya.
Memblokir kantuk di otak
Bajurny menjelaskan, kafein adalah stimulan dan cara ampuh menghindari rasa kantuk.
"Kopi bekerja dengan menyerang beberapa reseptor di otak kita yang biasanya mengikat zat kimiawi yang dihasilkan secara alami dan membuat kita lelah seiring waktu," katanya.
"Kopi memblokir slot zat kimiawi ini sehingga tidak bisa masuk dan hal ini bisa mencegah rasa lelah untuk jangka waktu lama," tambahnya.
Kabar baiknya adalah sangat sulit untuk overdosis kafein atau meninggal karena terlalu banyak minum kopi.
"Untuk bisa overdosis, kita harus mengonsumsi sekitar 80 cangkir kopi yang kuat, satu persatu," kata Bajurny.
Anak-anak dan kalangan remaja diketahui lebih rentan keracunan kafein, yang mungkin mereka konsumsi dalam dosis tinggi melalui minuman cola dan energi.
Bagi kebanyakan orang, mabuk kafein merupakan konsekuensi yang paling sering terjadi.
"Banyak orang sakit kepala, mungkin gemetaran, nyaris bertolak belakang seperti rasa kopinya," kata Bajurny.
"Orang mungkin merasa sangat lamban, mengantuk, mudah tersinggung, bahkan sedikit mual," ujarnya lagi.
Bagi banyak orang, minun kopi sudah jadi bagian kehidupan sosial mereka.
Dampak kesehatan
Menurut Bajurny, dampak jangka panjang minum kopi yang kuat setiap hari tidak dipahami dengan baik oleh sebagian besar orang.
"Penggunaan kafein secara teratur dapat meningkatkan risiko osteoporosis, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan ketidaksuburan," katanya.
"Kopi juga terkait dengan rasa mulas, bisulan, kegelisahan, depresi dan sulit tidur," tambahnya.
"Jika minum lebih dari empat cangkir sehari, mungkin itu membahayakan Anda dalam jangka panjang. Anda harus menguranginya," ujar Bajurny.
Dia menambahkan, mencampur kafein dengan alkohol, seperti dalam espresso martini atau alkohol yang dicampur minuman energi, juga memberikan tekanan pada tubuh dan seharusnya jangan diminum berlebihan.
"Anda seperti memberikan obat depresi dan stimulan pada tubuh di saat bersamaan," katanya.
"Menyulitkan jantung, mengirimkan sinyal beragam ke tubuh kita," tambahnya.
Jangan langsung berhenti
Namun bagi orang seperti Heidi yang peduli dengan kebiasaan minum kopi, cara terbaik yaitu menguranginya pelan-pelan.
"Saya akan memulai dari kopi terakhir hari itu dan menguranginya. Mulai dari sana," kata Bajurny.
"Jika Anda melakukan hal ini Anda tidak akan merasakan efek yang sama dengan jika berhenti sama sekali," ujarnya.
"Anda juga bisa memesan kopi yang tidak kuat pada barista," tambahnya. "Jika tahan dengan kopi tanpa kafein, coba saja." (jpnn)