RAKYATJATENG, JAKARTA – Stroke sering disebut dengan penyakit silent killer. Datangnya mendadak dan pasien sering terlambat mendapatkan pertolongan karena stroke tak memiliki gejala khusus.
Stroke merupakan kerusakan otak yang disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak akibat penyumbatan (iskemik) ataupun pecahnya pembuluh darah (hemoragik).
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi stroke di Indonesia sebesar 12,1 persen per 1.000 penduduk. Angka tersebut meningkat dari Riskesdas 2007 sebesar 8,3 persen per 1.000 penduduk.
“Stroke dapat menyerang semua usia, anak-anak sampai usia tua. Makin lanjut usia makin risiko kena stroke,” sebut Direktur Utama RS Pusat Otak Nasional (PON), dr Mursyid Bustami, SpS(K), KIS, MARS pada acara Kampanye ‘Strike Back at Stroke’ di Jakarta Barat, Sabtu (24/2).
dr Mursyid menyebut salah satu faktor risiko stroke yang tidak dapat dihindari adalah usia. Karena semakin tua pembuluh darah semakin menebal yang dapat menjadi penyebab tersumbatnya aliran darah.
Namun, menurutnya, usia muda juga tidak menjamin seseorang akan bebas dari stroke. “Di RS PON kami pernah merawat pasien usia 24 tahun. Pada umumnya pasien usia masih di bawah 25 itu ada faktor risiko bawaan,” imbuh dr Mursyid.
Penyebabnya karena perubahan lifestyle, tingkat stres kita makin tinggi, olahraga juga menjadi kurang, kemudian makanan seperti fast food yang dapat meningkatkan kolesterol. Ditambah lagi dengan banyaknya anak muda yang kini merokok dan minum alkohol.
Hal ini dibenarkan juga oleh dr Adin Nulkhasanah, SpS, MARS, Ketua Yayasan Indonesia Stroke Society. Ia menyebutkan bahwa tren stroke naik karena pola hidup anak muda masa kini semakin tidak sehat.
“Karena kita lebih sering duduk, senang main gadget daripada keluar. Selain itu tidak terlalu aware akan stroke karena masih muda. Usia produktif suka lupa karena pekerjaan,” jelasnya.
dr Adin mengharapkan, dengan banyaknya kampanye dan penyuluhan mengenai stroke akan banyak individu yang memahami cara pencegahannya dan faktor risikonya agar tidak terjadi lagi kasus.
“Stroke itu sebenarnya bisa dicegah, hanya orang-orang tidak tahu bagaimana caranya. Oleh karena itulah guna kampanye kita hari ini,” tandas dr Adin.
(dtc)