RAKYATJATENG, SEMARANG – Meskipun dalam masa liburan kuliah tak menyurutkan semangat para mahasiswa untuk mencari ilmu. Hal ini dibuktikan dengan komitmen 20 mahasiswa terpilih melalui proses seleksi baik dari psikotest dan interview untuk menjalani Intensive Career Preparation (ICP) yang sudah dirancang sedemikian rupa oleh team dari USM Career and Alumni Center (UCAC).
Menggunakan metodesi mulasi, e-learning dan focus group discussion (fgd), ICP dilaksanakan selama 2 minggu, mulai 15 Januari hingga 26 Januari 2018.
Difasilitatori oleh berbagai narasumber baik dari internal maupun eksternal Universitas Semarang (USM), ketua panitia ICP 2018 Primadhany Kartana Putri M.I.Kom berharap, mahasiswa menjadi generasi millennial yang dapat bersaing di dunia industry kerja maupun membangun bisnisnya sendiri.
Sebanyak 20 mahasiswa terpilih ini dibekali dengan berbagai macam ilmu, dari soft skill, sharing pengalaman dari narasumber sampai ke praktek secara langsung.
Mahasiswa diajak untuk lebih kreatif dan mengenal langsung dunia kerja dari berbagai macam topik yang diberikan, seperti cross cultural, Bahasa inggris, personal branding, public speaking, pemanfaatan social media, blogging, pemanfaatan teknologi, seminar sebagai acara puncak, coffee conselling, dan ditutup dengan table manner.
Yang lebih special, selain dibimbing langsung oleh tenaga pengajar internal USM, UCAC USM juga menghadirkan 3rd Runner Up Miss Indonesia 2017 Dinda Ayu Saraswati, Selebgram Cino Fajrin, dan Pakar serta Praktisi di bidang Teknologi Ardhariksa Zukhruf , director marketing of Sunday Digital-Google partner, HRD BAF Yustina Mungky.
Kegiatan Intensive Career Preparation (ICP) Seminar sebagai puncak acara diikuti 20 peserta terpilih ICP dan 50 peserta umum diluar dari peserta terpilih baik mahasiswa USM dan umum.
Menurut salah satu narasumber Ardhariksa Zukhruf, director marketing of Sunday Digital-Google partner, anak muda sekarang cenderung memanfaatkan teknologi khususnya social media untuk sesuatu yang kurang penting.
Ibarat ‘panjat sosial’ yang bercerita tentang fenomena anak sekarang yang hobinya pamer di media sosial hanya demi mendapatkan banyak like dan komentar, mereka ingin “memanjat” kehidupan sosial tetapi kenyataannya mereka tidak punya apa-apa.
“Jadilah anak muda cerdas memanfaatkan internet untuk menciptakan start up bisnis. Kita harus bisa mengikuti trend media digital. Semakin pesat adanya perkembangan teknologi dunia digital, menjadi peluang bagi kita memanfaatkannya untuk menjadi strategi pemasaran suatu produk atau jasa inovasi,” katanya.
Tak perlu membayar mahal, kata dia, melalui media-media iklan konvensional. Sekarang jamanya era digital.
“Mereka bukan hanya membantu anda untuk membuat iklan untuk produk atau jasa, tetapi juga dapat membantu anda untuk membuat website, melakukan SEO untuk anda dan juga mengontrol campaign yang anda lakukan di media digital. Sayang banget jika kita melewatkan kesempatan ini,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh perwakilan dari SMB Gojek Semarang yang juga merupakan selebgram semarang dan seorang musisi, Cino Fajrin. Menurutnya, memulai bisnis itu gak perlu mahal, yang penting bagaimana bisa membranding produk.
“Kalo belum punya modal, boleh saja bekerjasama dengan pihak produksi kemudian kita branding sendiri. Namun ingat, bekerjasamalah dengn pihak yang memproduks i barang berkualitas dan tentunya mudah diterima oleh masyarakat,” ungkapnya.
“Nah, lagi-lagi cara membranding produk kita adalah melalui pemanfaatan sosial media,” tambah Fajrin, yang juga pemilik akun IG @cinofajrindengan follower 120K itu.
Sementara itu Ketua panitia ICP, Primadhany Kartana Putri M.I.Kom mengatakan, bahwa pada intinya untuk mencapai karir sukses, baik bekerja mau pun membangun bisnis tidak akan dapat terealisasi dengan baik tanpa bantuan orang lain dan teknologi.
“Jadilah mahasiswa-mahasiswi muda yang cerdas dan gaul technology,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, peserta seminar terlihat sangat antusias mengikuti seminar, meskipun mereka sedang berada pada liburan kuliah.
Mereka rela datang pagi untuk mengikuti seminar ini dan pertanyaan dari peserta yang membludak membuat semua pertanyaan tidak bisa dijawab oleh narasumber.
“Seru banget seminarnya, tidak seperti seminar-seminar biasanya yang terasa formal seminar yang diselenggarakan kali ini atraktif banget tanpa mengurangi wawasan yang disharing kepada para peserta. Pokoknya gak rugi sama sekali mengikuti seminar ini, semoga lain kali terus diadakan seminar seperti ini dan saya pasti datang lagi,” kata Irul peserta dari Mahasiswa Psikologi USM ini. (Sen)