FAJAR HEALTH – Bagi wanita, org*sme bukanlah akhir dari setiap s*ks yang mereka lakukan. Puncak dari kenikmatan itu terkadang harus mereka relakan, entah karena s*ksnya buruk atau memang situasinya tidak mendukung.
Kendati demikian, bagi kebanyakan wanita, org*sme pertama adalah hal yang tidak dapat dilupakan begitu saja dan merupakan bagian penting dalam kehidupan s*ks yang mereka simpan sbagai salah satu kenangan terindah.
Berikut ini kisah-kisah nyata beberapa wanita tentang pengalaman org*sme pertama mereka seperti diambil dari WomensHealthMag.com:
1. Nina (25)
“Aku tumbuh di lingkungan keluarga yang religius dan tidak pernah masturbasi sebelum menginjak bangku kuliahan. Pada ulang tahun ke-19, temanku membelikan vibrator sebagai hadiah. Suatu hari di mana aku sendirian di asramaku, aku jadi penasaran bagaimana rasanya. Sore itu aku ‘keluar, keluar dan keluar.’ Vibrator mengubah duniaku.”
2. Scarlett (24)
“Org*sme pertamaku adalah dengan kepala pancuran di kamar mandi. Banyak anak gadis yang tahu teknik masturbasi dengan semburan pancuran. Dan dalam kasusku adalah kebetulan semata. Waktu itu aku baru 8 tahun.”
3. Mal (33)
“S*ks dengan anak kuliahan tidak membuatku org*sme. Semuanya berubah ketika aku mengenal pria tua-tua keladi itu. Untuk pertamakalinya aku merasakan org*sme saat s*ks.”
4. Whitney (33)
“Org*sme pertamaku adalah ketika bercumbu dengan pacarku dengan pakaian lengkap. Kami melakukannya di tempat umum yang gelap di mana ritme gerakan kami (tanpa sepengetahuannya) menyentuh mahkota kewanitaanku dan memicu org*sme itu. Kami putus sebelum masuk kuliah (masih perawan) namun aku menyimpan hadiah terindah darinya itu sebagai rahasiaku.”
5. Miranda (30)
“Orgasme pertamaku adalah ketika di-oral oleh cowok di masa sekolah dulu. Suatu hari di rumah orang tuaku, ia bertanya apakah boleh ia bermain di bawah sana. Ajaibnya, ia tahu apa yang harus ia lakukan dan membuatku keluar hanya dalam lima menit. Itu adalah pengalaman pertama yang istimewa dan mengajarkanku tentang pentingnya oral s*ks. Aku tidak akan mau dengan pria yang tidak bersedia melakukannya (oral) padaku.”
(ruf/fajar)