FAJAR HEALTH – Dunia K-Pop baru saja kehilangan talenta muda berbakatnya. Vokalis utama SHINee Kim Jonghyun pada Senin lalu dinyatakan meninggal dunia setelah upayanya mengakhiri hidup dengan menghirup karbon hasil pembakaran briket batu bara di apartemennya tidak berhasil digagalkan oleh bantuan medis.
Jonghyun yang sempat meninggalkan pesan terakhirnya itu mengatakan bahwa depresi yang ia alami sedikit demi sedikit itu mulai menguasai dirinya sepenuhnya. Dan bahwa segala upaya yang ia lakukan untuk mengendalikannya tidak lagi mampu menolong pelantun Deja-Boo itu.
Hal ini tentu menunjukan betapa bahayanya depresi pada manusia. Seringkali terabaikan atau bahkan ditutup-tutupi, kondisi mental ini secara perlahan dapat mengancam nyawa mereka yang mengalaminya.
Badan kesehatan dunia WHO di awal tahun ini pernah menyebutkan bahwa setidaknya terdapat 300 juta orang di seluruh dunia yang saat ini hidup dengan depresi dan hanya setengah dari mereka yang berupaya mengobatinya.
WHO sendiri berupaya untuk meningkatkan kesadaran tentang kondisi ini dan mengajak mereka yang mengalaminya untuk berani membuka diri tentang keadaan tersebut.
Dengan temuan ini, WHO juga mengajak negara-negara di dunia untuk mau berinvestasi pada fasilitas perawatan kesehatan mental serta meningkatkan support mereka terhadap orang-orang yang membutuhkannya.
“Angka-angka ini adalah peringatan dini bagi semua negara tentang bagaimana mereka memandang apa itu yang namanya kesehatan mental dan bagaimana menangani dengan cara yang seharusnya mereka lakukan,” kata Direktur General WHO, Margaret Chan M.D., dalam sebuah pernyataa di akhir Maret lalu. (ruf/fajar)