FAJAR.CO.ID – Setelah mengakuisisi 21st Century Fox senilai USD 52,4 miliar (Rp 711 triliun), Walt Disney Studios berhak menguasai sebagian usaha Fox, termasuk studio 20th Century Fox yang menjadi markas Avatar, film-film X-Men, dan Deadpool 2 yang bakal dirilis pada Mei 2018.
’’Kalau memang hal itu (akuisisi) sungguh terjadi, saya ingin tahu, seperti apa pengaruhnya buat Deadpool?’’ cuit Ryan Reynolds, pemeran antihero cerewet Marvel tersebut, bulan lalu saat isu pembelian itu mulai merebak.
Setelah akhirnya akuisisi tersebut resmi terjadi, Reynolds ikut menanggapi via Twitter.
’’Sayangnya, kamu tidak bisa menghilangkan Matterhorn,’’ cuitnya.
Matterhorn merupakan salah satu puncak ikonik di Pegunungan Alpen yang bentuknya menyerupai puncak kastil.
Aktor 41 tahun itu juga mengunggah foto editan dari Instagram Mutant 101 yang menampakkan Deadpool digelandang polisi dengan latar belakang kastil Disneyland.
Sejumlah fans khawatir, pembelian tersebut berimbas pada berubahnya jalur sekuel Deadpool. Dari film R-rated (anak di bawah 17 tahun harus ditemani orang dewasa) yang penuh humor kasar dan adegan sadis turun menjadi film PG-13 layaknya proyek film superhero Marvel Studios yang merupakan anak perusahaan Disney.
Namun, Chairman dan CEO Disney Bob Iger membantahnya. ’’Dia (Deadpool) telah dan akan selalu menjadi bagian dari merek Marvel. Namun, menurut kami, Marvel mungkin bakal memberikan label rated buat hal seperti Deadpool,’’ paparnya sebagaimana dikutip The Hollywood Reporter.
Iger menjelaskan, selama studio mampu meramu konten yang akan disajikan sesuai dengan target pasar, label R maupun PG-13 bukan masalah. ’’Kami rasa bisa menanganinya dengan baik,’’ tegasnya.
Meski begitu, merger itu tidak hanya berpengaruh pada film superhero.
Para kritikus menyatakan bahwa masuknya Fox ke kerajaan Disney mengubah peta persaingan film genre lain pada tahun-tahun mendatang.
Disney bisa menguasai perfilman Hollywood karena juga punya Lucasfilm, Pixar, Marvel Studios, dan kini Fox.
’’Studio raksasa lainnya seperti Sony, Warner Bros, Paramount, dan Universal harus mengerahkan usaha dobel dalam membangun dan memasarkan franchise mereka,’’ tutur Barry Hertz, kolumnis The Globe and Mail. (fam/c14/ayi)