Masa Susah Setya Novanto, dari Jual Semen hingga Cuci Mobil

  • Bagikan

Setya Novanto sukses berbisnis. Dekat dengan Hayono Isman, suami Deisti Astriani Tagor itu mulai menerjuni dunia politik. Partai Golkar menjadi pilihannya untuk berkiprah.

================ DILIANTO, JAKARTA ================

HAYONO Isman, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga di Kabinet Soeharto adalah teman sekolah Setya Novanto di SMA IX Bulungan, Jakarta Selatan. Kini, sekolah itu sudah berubah nama menjadi SMA 70. Lulus pada 1973, Hayono kembali bertemu dengan Novanto pada 1978. Kali ini, di Surabaya. Di Kota Pahlawan inilah, keduanya bekerja di PT Aninda Cipta Perdana. Hingga kemudian Novanto mampu menunjukkan kinerjanya sebagai penyalur semen dan bahan bangunan di perusahaan itu untuk wilayah Nusa Tengarra Timur (NTT). Perkawanan dan keberhasilannya dalam berbinis membuat Hayono percaya kepada Novanto dan mengajaknya bergabung dengan salah satu ormas pendiri Partai Golkar, Kesatuan Organisasi Serbaguna gotong Royong (Kosgoro) besutan ayahnya Hayono, Mas Isman. Mas Isman adalah tokoh militer yang dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Jokowi pada 2015. “Setelah bertemu dan berbisnis Setya Novanto untuk berjualan semen, saya pun mengajaknya bergabung ke Kosgoro,” ucap Hayono mengawali cerita perjalanan politik Setya Novanto kepada INDOPOS (Jawa Pos Group). Pada 1990, saat Hayono terpilih sebagai Ketua Umum Generasi Muda Kosgoro, Setnov pun dipercaya menjadi salah satu pengurus. Di kepengurusan ormas inilah, Setnov dan Hayono Isman memperluas jaringan dengan elite Partai Golkar. Sayangnya, pada 2001, Setnov dan Hayono Isman pecah kongsi. Setnov memilih bergabung dengan Kosgoro 1957 pimpinan Agung Laksono. “Pada 2001, saya tetap berada di KOSGORO, SN beralih ke Kosgoro 57 pimpinan Agung sampai sekarang,” ucap Hayono. Selama di Kosgoro, bisnis kedua sahabat ini tetap berjalan normal. Setnov bahkan mampu mengembangkan bisnis milik Hayono tersebut untuk wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Begitu seringnya Setya Novanto ke NTT sampai-sampai ia dianggap sangat paham dengan kawasan tersebut. Karena itulah, Setya Novanto memberanikan diri maju sebagai calon legislatif pada Pemilu 1999 dari daerah pemilihan NTT II, meliputi wilayah Pulau Timor, Rote, Sabu, dan Sumba. Ia berhasil lolos duduk di DPR RI, hingga saat ini. Ini merupakan periode ketiga ia jadi dari Fraksi Partai Golkar. “SN itu orang yang pintar dan ulet. Dan saya pun senang berteman dengannya, baik di bisnis maupun di dunia politik,” tutur Hayono. Hayono pun mengaku tahu banyak kesulitan ekonomi Setya Novanto di masa mudanya hingga ia harus bekerja ekstrakeras memenuhi kebutuhan hidupnya. “Setya Novanto bukan bekerja sebagai sopir saya. Ia justru sering gantian nyupir sama saya kalau saat kami sedang bekerja. Kadang dia juga ikut bantu saya mencuci mobil di akhir pekan. Intinya dia memang baik sama saya,” kenangnya. Hayono hanya menitip pesan agar Ketua DPR RI itu tabah menjalani proses hukum dalam kasus korupsi pengadaan e-KTP yang ditangani KPK. “Sebagai teman, saya mendoakan SN diberi kekuatan. Semoga ia berjiwa besar dengan menaati hukum bagi kebaikan dia, pribadi, dan negara,” ujarnya. “Dan semoga SN diberi kekuatan oleh Allah SWT supaya tabah dan sabar menghadapi cobaan hidup yang berat bagi diri dan keluarganya. Amin,” imbuh Hayono mengakhiri pembicaraannya dengan INDOPOS. (***/bersambung)  
  • Bagikan

Exit mobile version