Catalunya Dituding Lakukan Makar
FAJAR.CO.ID, MADRID - Nyaris sebulan setelah referendum dilangsungkan, pemerintah Catalunya akhirnya mendeklarasikan kemerdekaan. Wilayah yang dipimpin Carles Puigdemont tersebut menyatakan memisahkan diri dari Spanyol.
Tentu saja langkah itu direspons keras. Kejaksaan Spanyol menyebut Catalunya yang selama ini berstatus wilayah otonomi khusus telah memberontak. Kejaksaan pun bersiap menangkapi para pemimpin Catalunya.
Spanyol akan bertindak sesuai pasal 155 dalam konstitusinya. Yakni, Spanyol berhak melucuti kekuasaan Catalunya. Mulai membubarkan parlemen dan kabinet sampai memecat presiden dan wakil presiden wilayah otonomi khusus tersebut. Tapi, membubarkan rezim Puigdemont tidak akan mudah. Madrid jelas akan menghadapi perlawanan dari Catalan –sebutan untuk sekitar 7,5 juta penduduk Catalunya.
”Sepertinya pemerintah regional Catalunya tidak akan menyerah begitu saja. Bisa jadi, Spanyol harus mengerahkan Guardia Civil (militer Spanyol yang punya wewenang seperti polisi, Red) untuk melengserkan mereka,” tulis Lauren Said-Moorhouse dari CNN.
Jika itu terjadi, krisis Madrid dan Barcelona akan menjadi lebih panjang. Sebab, bentrokan pasti akan terjadi. Itu bakal menjadi kulminasi gesekan antara Catalan dan warga Spanyol sejak referendum Catalunya 1 Oktober yang menghasilkan kemenangan para pendukung kemerdekaan.
”Kami akan menggunakan pasal pemberontakan untuk Catalunya. Yang belum jelas adalah targetnya. Apakah hanya anggota inti pemerintahan atau seluruh politisi dan legislator yang ikut mendukung deklarasi kemerdekaan,” kata seorang jubir kejaksaan. Dia mengatakan bahwa langkah yang pasti baru akan dibeberkan Senin (30/10).
Para pelaku makar bisa dihukum 25 tahun penjara. Atau bisa lebih ringan jika pemberontakan yang mereka kobarkan tidak mengandung kekerasan atau berbuah kerusuhan.
Ketegangan dipicu pidato emosional Perdana Menteri (PM) Spanyol Mariano Rajoy menjelang voting senat yang bertujuan memutuskan nasib Catalunya. ”Apa yang terjadi di Catalunya jelas-jelas sebuah pelanggaran hukum, demokrasi, dan hak semua rakyat. Karena itu, harus ada konsekuensinya,” tegas pemimpin 62 tahun tersebut. Setelah berpidato, Rajoy optimistis mendapatkan restu senat untuk mengaktifkan pasal 155.
Namun, saat senat yang sebagian besar anggotanya adalah politisi People’s Party (partai Rajoy) sedang melakukan pemungutan suara, kabar penting datang dari Catalunya. Di Barcelona, Carles Puigdemont mendeklarasikan kemerdekaan Catalunya.
Itu terjadi setelah pertemuan parlemen regional Catalunya menghasilkan mandat kepada tokoh 54 tahun tersebut untuk mendeklarasikan kemerdekaan yang tertunda.
Dari total 135 anggota parlemen Catalunya, 70 legislator mendukung deklarasi kemerdekaan berdasar hasil referendum 1 Oktober. Sedangkan 10 legislator lain menentang keputusan itu dan 2 anggota parlemen abstain. Sebelum voting, kubu oposisi memilih untuk meninggalkan ruangan. Para legislator anti kemerdekaan itu tidak mau terlibat dalam keputusan penting yang bertentangan dengan prinsip mereka tersebut.
Seusai deklarasi kemerdekaan, Puigdemont dan wakilnya, Oriol Junqueras, bertukar ucapan selamat. Mereka bersalaman, lantas berpelukan. Di jalanan Barcelona, Catalan merayakan kemerdekaan. Mereka bersorak-sorai sambil mendendangkan lagu kebangsaan Catalunya. Mereka juga mengibarkan bendera Catalunya. ”Merdeka!” seru mereka satu sama lain. Hingga kini, belum ada satu negara pun yang mengakui kemerdekaan Catalunya.
Ketika deklarasi itu terdengar sampai Madrid, Rajoy langsung bereaksi. Lewat Twitter, dia mengimbau rakyat Spanyol untuk tidak terpengaruh deklarasi kemerdekaan Catalunya. ”Saya berharap Spaniards (istilah untuk menyebut warga Spanyol, Red) bisa tetap tenang. Hukum akan menegakkan lagi kedaulatan (Spanyol, Red) di Catalunya,” cuitnya sembari menunggu hasil voting.
Tak lama kemudian, senat mengumumkan keputusan. Lewat pemungutan suara, senat meloloskan permohonan Rajoy untuk mengaktifkan pasal 155. Itu menjadi jawaban langsung bagi Catalunya yang parlemennya sepakat untuk mendeklarasikan kemerdekaan wilayah. Begitu pasal 155 aktif, Madrid bakal langsung mengambil alih kekuasaan rezim Puigdemont di Catalunya.
Langkah pertama yang Rajoy tempuh adalah membubarkan pemerintahan regional Catalunya. Selanjutnya, Madrid bakal menggelar pemilu regional di salah satu provinsi terkaya di Spanyol tersebut. Semula, pemilu dijadwalkan berlangsung Januari. Namun, langkah Madrid itu jelas akan menuai perlawanan dari Catalan. Apalagi, sekarang mereka sudah merasa merdeka karena deklarasi sudah dilakukan.
Di mata Rajoy, pasal 155 bukanlah cara legal untuk merenggut kebebasan Catalan. Sebaliknya, pasal yang baru aktif kali ini dalam kurun waktu empat dasawarsa tersebut merupakan salah satu bentuk perlindungan terhadap Catalan. Madrid tetap menganggap Catalan sebagai warga negara Spanyol. ”Kami akan menggelar pemilu regional di Catalunya untuk mengakomodasi aspirasi Catalan,” katanya. (Fajar/JPG)