FAJAR HEALTH – Sleepwalker atau mereka yang berjalan/beraktifitas dalam keadaan tertidur memiliki kemampuan “autopilot” yang lebih tinggi (dibandingkan mereka yang tidur normal) dalam mengendalikan pergerakan tubuh yang dilakukan tanpa sadar.
Temuan studi yang dilakukan peneliti University of Central Lancashire di Inggris ini didapatkan setelah mengujikan kemampuan para sleepwalker atau somnambulis, dalam menghiraukan rintangan saat melalukan beberapa percobaan.
Teknik virtual reality juga digunakan dalam studi yang melibatkan partisipan baik para sleepwalker dan mereka yang non-sleepwalker.
Dari situ didapati bahwa para sleepwalker hampir tidak menemukan kesulitan dalam menghitung mundur (sambil berjalan) sepanjang tes berlangsung.
Somnambulisme sendiri diketahui terjadi pada 2-4 persen orang dewasa dan mempengaruhi gestur kecil hingga aksi yang kompleks, seperti mengenakan pakaian, mengendarai mobil atau main instrumen musik atau hal lainnya dalam keadaan tidur.
Lead author studi Dr. Oliver Kannape mengatakan: “Tidak banyak informasi yang diketahui tentang ini lantaran tingkat kesulitan dalam menginvestigasi kondisi ini secara eksperimental.”
“Temuan kami memberikan pencerahan atas gangguan tidur ini dan menyediakan mata rantai saintifik antara aksi monitoring (sleep walker), kesadaran dan tidur sambil berjalan.”
Menambahkan Kannape, Co-author Professor Olaf Blanke, menyebutkan fakta menarik.
“Kami menemukan bahwa para sleepwalker terus berjalan (dalam tes) dengan kecepatan yang sama (sambil berhitung) dengan presisi yang sama dan lebih mawas akan pergerakan mereka jika dibandingkan non-sleepwalker,” ungkap Blanke menambahkan bahwa studi ini adalah yang pertama meneliti tentang sleepwalker khususnya di bidang aksi monitoring.(ruf/fajar)
Sumber: Express.co.uk