FAJAR.CO.ID, INGGRIS – Seorang gadis asal Cornwall, Inggris bernama Emily Titterington meninggal dunia akibat menahan buang air besar (BAB) selama 2 bulan.
Emily diketahui memiliki fobia terhadap toilet sehingga dirinya kerap kali menahan keinginannya untuk buang air besar.
Akibat terus-menerus menahan BAB, ususnya tumbuh semakin besar sehingga rongga dadanya mendapat tekanan berlebih sehingga dirinya terkena seranggan jantung akibat sembelit.
Nyawa gadis 16 tahun ini sebenarnya masih bisa diselamatkan dengan pengobatan yang sesuai akan tetapi dirinya terus menolak untuk diperiksa secara medis.
Patologist Home Office Dr Amanda Jeffery mengatakan gejalanya berlanjut dengan kondisi yang dikenal sebagai ‘penahan tinja’, yang biasanya lebih sering terjadi pada anak-anak.
Pemeriksaan post-mortem pun mengungkapkan bahwa Emily mengalami pembesaran masif pada usus besarnya.
“Itu tidak seperti apa yang pernah saya lihat sebelumnya. Itu sangat dramatis,” ujar Dr Amanda Jeffery, seperti dilansir oleh Telegraph.
Tim dokter Koroner menyebutkan, Emily mengidap penyakit autisme ringan dan menderita masalah usus, tetapi dokter tidak mampu menentukan penyebabnya.
Dokter pribadi Emily, Dr. Alistair James mengatakan beberapa waktu sebelum kematiannya, ibunda Emily, Geraldine (59), telah berjuang untuk membujuknya menjalani pemeriksaan medis.
Emily kolaps di rumahnya di St Austell pada 8 Februari 2013. Paramedis telah mencoba menghidupkannya kembali, tetapi kemudian Emily dinyatakan meninggal dunia.
Paramedis Lee Taylor mengatakan mendatangi rumah keluarga Emily dua kali pada malam kematiannya. Pada kedatangan pertama, ia menggambarkan keadaan Emily seperti ‘tampak pucat’ dan dia mengeluh sakit antara tulang bahunya. Namun, Emily menolak untuk pergi ke rumah sakit dan enggan untuk diperiksa.
Tak lama setelah kembali ke rumah sakit, Taylor mengatakan kembali dihubungi oleh keluarga Emily. “Kami dialokasikan ke sebuah keadaan darurat di rumah yang baru saja kami tinggalkan. Ketika kami tiba, ayah Emily, James, di luar berteriak kepada kami untuk meminta bantuan, dan mengatakan telah terjadi sesautu yang salah,” kata Taylor.
“Ketika Emily dipindahkan, saya bisa melihat perutnya kelihatan memanjang. Tulang rusuk bawahnya terdorong keluar dari tulang kemaluannya. Saya sangat terkejut,” katanya.
Ibunya mengatakan bahwa Emily belum pergi ke toilet selama enam sampai delapan minggu dan itu sudah biasa terjadi. Dalam pernyataan yang dibacakan di pengadilan, saudara ipar Emily, Brian Herbert, berkata keluarganya telah mencoba berbagai solusi yang berbeda untuk mengatasi kondisi usus Emily, namun takdir berkata lain. (Fajar/pojoksatu)