BAGI beberapa kritikus, Spider-Man: Homecoming mungkin bukan film Spider-Man terbaik.
Namun, tak bisa dielakkan, film garapan sutradara Jon Watts itu mendapatkan penilaian positif.
Di Indonesia, film kedua Tom Holland sebagai manusia laba-laba tersebut tayang sejak Rabu (5/7).
Responsnya bagus. Beberapa bioskop di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya bahkan menayangkan film itu di semua studio pada jam-jam tertentu.
Di kampung halamannya, Spider-Man: Homecoming baru rilis Jumat (7/7).
Namun, dengan bekal rating dan review yang apik, tak heran kalau Sony dan Marvel Studios berani memasang target fantastis.
Mereka memperkirakan film tersebut mendulang USD 100 juta (Rp 1,3 triliun) dari box office domestik Amerika Utara.
Jika ditambah dengan pemasukan, worldwide studio memasang target USD 190 juta (Rp 2,5 triliun)-USD 210 juta (Rp 2,8 triliun).
Kalau target itu tercapai film ini bisa menjadi salah satu pembuka terbagus dalam sejarah Spider-Man.
Mengalahkan Spider-Man 2 (2004), The Amazing Spider-Man (2012), dan The Amazing Spider-Man 2 (2014).
Sedangkan dua film Spider-Man yang bisa mencatat pemasukan domestik di atas USD 100 juta adalah Spider-Man (2002) dan Spider-Man 3 (2007).
Berbeda dengan dua remake Spider-Man sebelumnya, kali ini Peter Parker (Tom Holland) diceritakan masih SMA.
Drama yang diciptakan terasa ringan. Alhasil, film itu mendapatkan sambutan hangat dari penonton keluarga.
Di bawah arahan Tony Stark, Parker diarahkan bergabung dengan Avengers. Dia berhadapan dengan Adrian Toomes alias Vulture sebagai villain.
Akan ada plot twist yang cukup mengejutkan. Ditambah adanya Jon Favreau yang memerankan karakter Happy, pelindung Spidey utusan Stark, serta Zendaya sebagai teman sekelas Parker yang cerdas Michelle Jones (MJ).
”Semua ini masih seperti mimpi. Saya benar-benar senang ada di posisi sekarang,” kata Holland dikutip dari Toronto Sun. (adn/c22/ayi/jpnn)